Menari Tango Bantu Pulihkan Kondisi Pasien Kanker

Studi terbaru menunjukkan, bergerak mengikuti irama musik juga memiliki manfaat terapi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 05 Sep 2016, 07:30 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 07:30 WIB
20160618-Aksi Energik dan Seksi Penari Tango di Kejuaraan Dunia-Kolombia
Pasangan penari Kolombia, Diana Gonzalez dan John Rendon menunjukkan kebolehannya saat bersaing pada Kejuaraan Dunia Tari Tango di Medellin, Kolombia, 18 Juni 2016. (Raul Arboleda/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang berdansa atau menari dengan tujuan menjaga kebugaran atau menurunkan berat badan. Studi terbaru menunjukkan, bergerak mengikuti irama musik juga memiliki manfaat terapi.

Para peneliti di The Ohio State University Comprehensive Cancer Center menguji hasil penelitian mereka dengan mengajarkan para pasien kanker menari tango. Sepertinya hal ini cukup berhasil.

Seorang penyintas kanker, Tim Hickey, yang mengalami kerusakan saraf kaki akibat kemoterapi untuk mengatasi kanker Lymphoma Hodgkin akhirnya bisa kembali berjalan setelah berlatih tango.

"Sebelumnya aku tak bisa merasakan jemari atau pun tumitku," ujarnya pada laman FoxNews, dilansir Senin (5/9/2016).

Hampir 70 persen pasien menderita kerusakan saraf tangan dan kaki setelah menjalani kemoterapi selama sebulan. Bahkan satu dari tiga pasien masih merasakan gejala yang sama selepas enam bulan masa pengobatan.

Para peneliti di OSU lantas meminta Mimi Lamantia, mahasiswi kedokteran sekaligus seni tari untuk mencari cara membantu para pasien kanker yang berjuang memulihkan keseimbangan mereka. Mereka kemudian bersama-sama berlatih tango.

"Bahkan hanya dalam lima minggu berlatih tango Argentina kami bisa mengurangi gerakan kaku di rusuk dan goyangan hingga 56 persen," ujar Lamantia.

Tak hanya membantu memperbaiki gerakan tubuh, menari tango juga bisa membantu regenerasi otot-otot yang hilang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya