5 Pekerjaan Ini Bisa Mengganggu Kesehatan Anda

Riset terbaru di Amerika Serikat menambahkan bukti bahwa beberapa pekerjaan bisa berdampak buruk pada kesehatan.

oleh Melodia diperbarui 29 Sep 2016, 20:09 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2016, 20:09 WIB
Alumunium Rusia Siap Kuasai Dunia
Salah satu pekerja melakukan peleburan alumunium di sebuah pabrik di Rusal Krasnoyarsk, Siberia, (8/7/2014). (REUTERS/Ilya Naymushin)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah riset terbaru dari NPR (National Public Radio) di Amerika Serikat menambahkan tumpukan bukti penelitian bahwa beberapa pekerjaan bisa sangat sangat merusak kesehatan Anda.

Dalam membuat survei ini, NPR berkolaborasi bersama Robert Wood Johnson Foundation dan T.H. Chan School of Public Health Harvard untuk bertanya kepada sekitar 1.600 penduduk Amerika mengenai pengaruh apa yang mereka rasakan akibat dari pekerjaan seperti tingkat stres, kebiasaan makan dan tidur, serta kehidupan sosial mereka.

Secara keseluruhan, 16 persen dari para pekerja mengatakan bahwa sepertinya pekerjaan mereka mempunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan secara keseluruhan. Namun, dalam beberapa industri, angka tersebut meningkat secara signifikan.

Inilah lima industri yang memiliki persentase tertinggi responden yang mengatakan pekerjaan mereka memiliki dampak negatif terhadap kesehatan:

  • Retail, 26 persen
  • Konstruksi atau pekerjaan luar ruang, 23 persen
  • Pabrik atau manufaktur, 21 persen
  • Medis, 19 persen
  • Toko, 16 persen

Di antara para responden survei, kekhawatiran terbesar mengenai kesehatan di tempat kerja adalah bahan kimia dan kontaminan, udara yang tidak baik, kecelakaan atau luka. Tentunya dengan kekhawatiran tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan level stres seseorang.

Bagaimana mengatasinya?

Tentu saja, banyak cara untuk meringankan tensi ketika Anda bekerja untuk kepentingan kesehatan Anda. Salah satunya yang paling jelas yaitu mengambil cuti berlibur, yang ternyata banyak yang tidak menggunakannya, menurut laporan tersebut.

Beberapa pekerja memang diberikan cuti untuk berlibur namun tidak berusaha untuk menggunakannya. Dan beberapa pekerja dimana perusahaannya memberikan cuti dan tetap diberikan upah, hanya 49 persen mengatakan mereka menggunakan cuti tersebut sebagian besar pada hari dimana mereka mau pada akhir tahun, masih menurut survei tersebut.

Namun, cuti libur diupah bukanlah sesuatu yang banyak diberikan pada industri yang disebut di atas. Sekitar 47 persen dari pekerja berupah rendah tidak memiliki cuti libur dan diupah dari perusahaannya, menurut laporan tersebut. Dan 40 persen dari para pekerja yang sama juga tidak diberikan asuransi kesehatan oleh perusahaan mereka bekerja. Sangat disayangkan, mengingat dampak positif pergi berlibur bagi tingkat stres, kreatifitas dan produktifitas seseorang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya