Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda merasa seolah-olah dunia di sekitar Anda berputar, padahal tubuh Anda sedang diam? Atau merasa seperti berjalan di tengah gempa tanpa ada getaran yang nyata? Jika iya, bisa jadi Anda mengalami vertigo. Vertigo sering kali dianggap sebagai suatu penyakit, padahal sebenarnya kondisi ini adalah gejala dari gangguan kesehatan lain yang memengaruhi sistem keseimbangan tubuh.
Baca Juga
Advertisement
Penyakit vertigo bukan sekadar pusing biasa. Sensasi berputar yang ditimbulkannya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan membuat seseorang sulit untuk berdiri atau berjalan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala, memahami penyebabnya, serta mengetahui cara yang tepat untuk menangani vertigo.Â
Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara lengkap tentang apa itu penyakit vertigo, mengapa kondisi ini bisa terjadi, dan bagaimana penanganannya. Berikut ulasan lengkapnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (17/4/2025).
Vertigo Berbeda dengan Pusing Biasa
Vertigo adalah kondisi yang sering disalahartikan sebagai sekadar pusing biasa. Padahal, vertigo bukanlah penyakit, melainkan gejala dari gangguan kesehatan tertentu, terutama yang berkaitan dengan keseimbangan tubuh. Pengidap vertigo biasanya merasakan sensasi seolah-olah dirinya atau lingkungan di sekitarnya sedang berputar. Sensasi ini bisa datang secara tiba-tiba dan berlangsung dalam hitungan menit hingga berjam-jam. Pada kasus yang berat, penderita vertigo bisa kehilangan keseimbangan dan bahkan terjatuh, meski tidak sedang bergerak.
Apa yang membedakan vertigo dari pusing biasa adalah karakteristik rasa pusing itu sendiri. Jika pusing biasa cenderung hanya berupa rasa berat, nyeri, atau berdenyut di kepala, vertigo lebih mirip dengan sensasi berada di tengah pusaran. Banyak orang menggambarkannya seperti berada di dalam wahana yang berputar, padahal tubuh mereka diam. Bahkan saat berbaring atau menutup mata, sensasi berputar itu tetap terasa, dan ini bisa menimbulkan mual hebat, muntah, hingga rasa ingin pingsan.
Selain rasa berputar, vertigo juga bisa disertai dengan telinga berdengung, gangguan pendengaran pada salah satu telinga, kesulitan memfokuskan pandangan, serta kelemahan pada beberapa bagian tubuh. Pada kondisi yang lebih serius, terutama jika penyebabnya berasal dari gangguan di otak atau sistem saraf pusat, penderita juga bisa mengalami bicara cadel, kesulitan menelan, bahkan kelumpuhan pada wajah.
Di sisi lain, pusing biasa cenderung lebih ringan dan tidak disertai gangguan keseimbangan atau orientasi. Sakit kepala biasa bisa dipicu oleh berbagai hal, mulai dari kurang tidur, telat makan, stres, hingga penyakit seperti migrain atau hipertensi. Sensasi yang dirasakan juga berbeda: kepala bisa terasa berat, seperti ditekan, berdenyut, atau seperti dililit kencang. Tidak ada sensasi berputar atau hilang kendali atas tubuh seperti yang dialami pada vertigo.
Karena itulah penting untuk memahami perbedaan antara vertigo dan pusing biasa. Penanganannya pun berbeda, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika gejala vertigo muncul, terutama yang disertai gangguan keseimbangan, muntah hebat, atau gejala saraf lainnya, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat akan sangat membantu dalam meredakan gejala dan mencegah kekambuhan di masa depan.
Â
Â
Advertisement
Gejala Vertigo
Gejala utama vertigo adalah sensasi berputar yang sering kali disertai:
- Mual dan muntah
- Telinga berdengung
- Masalah keseimbangan (hingga bisa jatuh)
- Sensasi berputar meskipun dalam posisi diam atau berbaring
- Kesulitan memfokuskan pandangan
- Masalah pendengaran, terutama di satu telinga
- Gerakan bola mata yang tidak normal (nystagmus)
- Kelemahan otot, wajah terlihat tidak simetris, atau bicara menjadi tidak jelas (pada vertigo sentral)
Jenis Vertigo Berdasarkan Penyebabnya
Vertigo adalah kondisi pusing yang seringkali disertai dengan sensasi berputar atau perasaan bahwa lingkungan sekitar bergerak. Sensasi ini bisa sangat mengganggu, dan vertigo terbagi menjadi dua jenis utama berdasarkan penyebabnya, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral. Masing-masing jenis vertigo memiliki penyebab yang berbeda, dan pemahaman tentang perbedaan keduanya penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
1. Vertigo Perifer
Vertigo perifer adalah jenis vertigo yang paling umum ditemui. Penyebab utamanya berkaitan dengan gangguan pada telinga bagian dalam, yang memiliki peran penting dalam mengatur keseimbangan tubuh. Telinga bagian dalam mengirimkan sinyal ke otak mengenai posisi tubuh agar otak dapat menjaga keseimbangan. Jika terjadi gangguan pada bagian ini, seperti peradangan atau infeksi, maka penderitanya akan merasakan sensasi pusing yang sangat mengganggu.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan vertigo perifer antara lain:
- Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV): Ini adalah gangguan yang terjadi ketika bagian dari telinga dalam terganggu oleh perubahan posisi kepala secara tiba-tiba. Meskipun biasanya berlangsung singkat, BPPV dapat membuat penderitanya merasa sangat pusing, terutama saat menggerakkan kepala.
- Riwayat Cedera Kepala: Orang yang pernah mengalami cedera pada kepala berisiko mengalami gangguan pada telinga bagian dalam yang berujung pada vertigo. Trauma kepala dapat merusak struktur telinga bagian dalam yang penting untuk keseimbangan tubuh.
- Labirinitis: Peradangan atau infeksi yang terjadi pada labirin telinga bagian dalam dapat menyebabkan vertigo yang disertai dengan gangguan pendengaran. Labirinitis sering kali menyebabkan rasa pusing yang hebat dan sulit untuk bergerak.
- Vestibular Neuronitis: Ini adalah peradangan pada saraf vestibular yang menghubungkan telinga bagian dalam dengan otak. Selain vertigo, penderita juga dapat merasakan mual dan muntah, serta kehilangan keseimbangan yang dapat berlangsung beberapa hari.
- Penyakit Meniere: Meniere adalah kelainan pada cairan yang terdapat di telinga bagian dalam, yang bisa menyebabkan vertigo yang cukup parah. Meskipun lebih jarang terjadi, penyakit ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.
2. Vertigo Sentral
Sementara itu, vertigo sentral disebabkan oleh masalah yang terjadi pada otak, khususnya pada bagian otak kecil (cerebellum). Gangguan pada otak ini bisa menyebabkan vertigo yang lebih kompleks dan sering kali disertai dengan gejala neurologis lainnya. Vertigo sentral biasanya lebih serius dan memerlukan perhatian medis segera.
Penyebab vertigo sentral antara lain:
- Migrain: Selain sakit kepala yang berdenyut, migrain juga bisa disertai dengan vertigo. Kondisi ini lebih sering dialami oleh orang dewasa muda dan dapat menyebabkan gejala pusing yang cukup parah.
- Multiple Sclerosis: Ini adalah gangguan autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yaitu otak dan tulang belakang. Multiple sclerosis menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung saraf, yang dapat mempengaruhi koordinasi dan keseimbangan tubuh, serta memicu vertigo.
- Neuroma Akustik: Tumor jinak yang tumbuh pada saraf yang menghubungkan telinga dengan otak ini bisa mengganggu sistem vestibular yang mengatur keseimbangan, menyebabkan vertigo dan gangguan pendengaran.
- Tumor Otak: Tumor yang berkembang di otak kecil dapat mengganggu koordinasi tubuh dan menyebabkan vertigo yang lebih parah, disertai dengan gejala lainnya seperti gangguan motorik dan koordinasi.
- Stroke: Penyumbatan pembuluh darah yang mengarah ke otak kecil dapat menyebabkan vertigo, disertai dengan gejala neurologis lainnya, seperti kesulitan berbicara, kelemahan pada tubuh, atau kebingungan.
Advertisement
Pengobatan Vertigo
Pengobatan vertigo melibatkan berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan penyebab, tingkat keparahan, serta gejala yang dialami oleh penderita. Meskipun pada beberapa kasus ringan vertigo dapat sembuh dengan sendirinya, penanganan medis tetap diperlukan apabila gejalanya tak kunjung membaik atau mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tahap 1: Pemeriksaan dan Diagnosis Awal
Langkah pertama dalam penanganan vertigo adalah pemeriksaan oleh dokter untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. Dokter akan memulai dengan meninjau riwayat medis pasien dan menggali informasi terkait gejala, seperti frekuensi serangan, durasi, serta faktor pemicu yang mungkin ada. Ini penting untuk menentukan apakah vertigo bersumber dari gangguan pada telinga bagian dalam (perifer) atau dari sistem saraf pusat (sentral).
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi struktur dan fungsi telinga, pergerakan mata, saraf keseimbangan, serta tekanan darah dan denyut jantung. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan indikasi vertigo yang kompleks, dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti CT scan, MRI, atau MRA, terutama jika ada dugaan keterlibatan otak, stroke, atau tumor.
Tahap 2: Pengobatan Berdasarkan Penyebab
Setelah penyebab vertigo berhasil diidentifikasi, pengobatan akan difokuskan untuk mengatasi sumber masalah tersebut. Bila vertigo disebabkan oleh infeksi telinga dalam seperti labirinitis atau vestibular neuronitis, maka dokter akan memberikan obat antiinflamasi atau antibiotik. Jika pemicunya adalah penyakit Meniere, maka pengobatan difokuskan untuk mengendalikan cairan di telinga dalam.
Pada kasus lain seperti migrain atau stroke ringan, penanganan akan difokuskan pada penyakit utamanya. Ketika penyebab sudah tertangani dengan baik, gejala vertigo biasanya ikut mereda atau bahkan menghilang sepenuhnya.
Tahap 3: Pengobatan Berdasarkan Gejala
Dalam kondisi tertentu, vertigo dapat menimbulkan gejala yang sangat mengganggu, seperti mual hebat, muntah, dan kehilangan keseimbangan. Untuk mengatasi ini, dokter biasanya meresepkan obat-obatan simptomatik yang ditujukan untuk meredakan keluhan. Misalnya, obat antimual seperti dimenhydrinate atau metoclopramide, serta obat penenang ringan seperti betahistine (Betaserc) yang membantu menstabilkan sistem keseimbangan di telinga dalam.
Namun, penggunaan obat-obatan ini perlu diawasi dengan cermat karena beberapa di antaranya memiliki efek samping seperti rasa kantuk. Oleh karena itu, pasien disarankan untuk tidak mengonsumsi obat tersebut sebelum mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Tahap 4: Rehabilitasi Sistem Keseimbangan
Bagi pasien yang sering mengalami vertigo berulang atau gangguan keseimbangan yang menetap, terapi rehabilitasi vestibular menjadi salah satu metode yang sangat bermanfaat. Terapi ini bertujuan melatih otak agar mampu beradaptasi terhadap sinyal keseimbangan yang terganggu, sekaligus meningkatkan stabilitas tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Latihan yang dilakukan dalam terapi ini melibatkan gerakan kepala dan mata yang terkoordinasi, seperti menatap satu objek sambil menggerakkan kepala perlahan ke berbagai arah. Fisioterapis akan membimbing pasien untuk melakukan gerakan-gerakan tersebut secara rutin, yang nantinya juga bisa dilanjutkan secara mandiri di rumah. Terapi ini efektif untuk mengurangi keparahan serangan vertigo dan mempercepat proses pemulihan.
Tahap 5: Penanganan Saat Vertigo Kambuh
Ketika serangan vertigo datang secara tiba-tiba, langkah-langkah penanganan mandiri sangat penting dilakukan untuk menghindari cedera. Pasien disarankan segera duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman, menghindari perubahan posisi tubuh secara tiba-tiba, dan tidak membaca atau menatap cahaya terang. Istirahat di ruangan yang tenang dengan pencahayaan minim dapat membantu meredakan gejala lebih cepat.
Tahap 6: Pencegahan Vertigo Berulang
Pencegahan merupakan bagian penting dari manajemen vertigo, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat vertigo berulang. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah menghindari gerakan kepala yang mendadak, tidak membungkuk terlalu cepat, dan menggunakan pelindung kepala saat berkendara atau berolahraga untuk mencegah cedera kepala.
Selain itu, menjaga kesehatan secara umum juga berperan besar dalam mencegah vertigo akibat stroke atau gangguan pembuluh darah otak. Menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah tetap normal melalui pola makan sehat dan gaya hidup aktif adalah langkah penting untuk mengurangi risiko vertigo di masa depan.
Â
