Ini yang Terjadi Ketika Anda Menangis di Kantor

Kantor bukanlah tempat yang baik untuk menangis.

oleh Tassa Marita FitradayantiAdanti Pradita diperbarui 03 Okt 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2016, 16:00 WIB
(Ilustrasi) Menangis di tempat kerja
(Foto: The Daily Beast)

Liputan6.com, Jakarta Kantor bukanlah tempat yang baik untuk menangis. Mungkin jika Anda masih kecil, menangis akan membantu Anda mendapatkan perhatian sesuai dengan yang Anda harapkan.

Namun jika Anda sudah dewasa, menangis, khususnya di lokasi seperti di kantor, tentunya ini akan memberikan kesan yang buruk di depan rekan atau kolega Anda.

Sebuah penelitian berupa tiga eksperimen yang dipublikasikan dalam British Journal of Social Psychology, berupaya untuk mencari tahu pendapat 1.000 orang saat diperlihatkan sebuah foto seseorang yang terlihat habis menangis dengan sisa air mata di pipinya. Mereka kemudian diperlihatkan foto seseorang yang juga habis menangis namun air mata di pipinya telah dihilangkan dengan cara diedit.

Para peserta kemudian ditanya mengenai kesan mereka terhadap orang dalam foto tersebut. Untuk foto pertama, mereka lebih cenderung untuk mendekati orang yang terlihat menangis karena ingin menawarkan bantuan, daripada orang yang tidak menangis.

Namun dalam eksperimen lain dalam penelitian ini, para peserta ditanya kembali mengenai orang dalam foto pertama.

“jika Anda baru akan sampai ke tempat kerja, lalu tiba-tiba  manajer Anda menelpon dan meminta untuk menyelesaikan sebuah proyek penting sore itu, apakah Anda bersedia melakukannya dengan orang ini?”

Para peserta dalam studi mengatakan bahwa mereka ingin mendekati orang yang menangis untuk membantunya, namun tidak terlalu ingin untuk bekerja sama dengannya dalam mengerjakan proyek besar tersebut.

“Umumnya, orang-orang yang menangis dipandang sebagai orang yang kurang kompeten. Kami tidak memberikan alasan mengenai alasan mereka menangis, namun tetap saja, menangis mencerminkan kompetensi yang buruk pada orang tersebut,” ujar profesor di bidang pemasaran di Tilburg University di Netherlands, dan salah satu penulis studi tersebut, Niels van de Ven.

Salah satu teori para peneliti yang paling menonjol adalah fakta bahwa, menangis akan memberikan sinyal pada orang lain mengenai ketidakmampuan orang tersebut dalam mengatasi suatu hal yang sedang dihadapinya.

Walaupun air mata memang akan membuat orang lain akan membantu kita, namun beberapa penelitian termasuk penelitian ini menunjukkan bahwa efek dari air mata tidak semuanya positif, dan mungkin tergantung konteksnya.

“Tempat kerja sudah pasti bukanlah tempat dimana menangis akan benar-benar dihargai. Tempat kerja ialah dimana segala sesuatunya mengenai kompetensi,” ujarnya, seperti dilansir dari Time, Senin (3/10/2010).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya