Liputan6.com, Jakarta Novi Amelia ditahan Dinas Sosial DKI Jakarta lantaran kembali berulah. Kamis, 8 Desember 2016, model asal Medan membuat masyarakat sekitar Jalan Tebet Dalam I resah.
Kira-kira pukul 17.00 WIB, penduduk setempat melihat seorang perempuan yang kemudian diketahui Novi Amelia turun dari sebuah taksi. Tak lama, Novi Amelia berteriak, yang membuat salah seorang warga langsung menghubungi Polsek Metro Tebet, Jakarta Selatan.
Novi Amelia bukan baru sekali melakukan aksi semacam ini. Empat tahun lalu, Novi tersandung kasus kecelakaan di Tamansari, Jakarta Barat. Lantaran sering melakukan 'aksi gila', sidang vonis baru bisa dilakukan pada Januari 2014.
Advertisement
Aksi gila yang pernah dilakukan Novi Amelia di antaranya adalah minta diperkosa saat dia dibawa ke Mapolsek Mampang karena satu kasus, nyaris bugil saat mengamuk di kamar kosnya pada 27 September 2013, dan nekat buka celana.
Akibat aksi gilanya, Novi Amelia berulang kali keluar masuk Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).
Kemudian, muncul satu pertanyaan besar, kondisi apa yang sebenarnya sedang dialami oleh Novi Amelia sampai dia berani melakukan aksi gila semacam itu?
Ketika ditanyakan ke Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari RSCM, Dr dr Tjhin Wiguna SpKJ, sulit sekali untuk mengasumsikan masalah yang tengah dialami Novi Amelia.
Sebab, untuk mengatakan Novi Amelia atau seseorang mengalami satu kondisi tertentu, dokter spesialis kedokteran jiwa harus melakukan pemeriksaan psikiatrik yang mendalam, pemeriksaan fisik, sehingga tahu masalah sebenarnya.
"Waduh, saya susah juga untuk bisa mengatakannya, karena pertama tidak melakukan pemeriksaan langsung ke orang tersebut. Tidak bisa hanya melihat penampilannya saja, sehingga susah sekali untuk mengatakan sesuatu," kata dr Tjhin saat dihubungi Health Liputan6.com pada Jumat (16/12/2016) sore.
Penyebab untuk satu kondisi tertentu, salah satunya seperti yang dialami Novi Amelia, dinilai luas oleh dr Tjhin.
"Kita akan susah sekali untuk mengatakan sebab tertentu, karena di dalam bidang kejiwaan itu, kita mengenalnya faktor biopsikososial. Jadi, mungkin ada faktor biologis tertentu, dalam arti apakah ada kerentanan otak tertentu, ada faktor psikososial atau psikologis, dan juga ada faktor sosial lingkungan tertentu," kata Tjhin menjelaskan.
Dengan kata lain, faktornya sangat kompleks. Kalau seorang dokter spesialis kejiwaan tidak melakukan pemeriksaan yang mendalam, jelas Tjhin, akan susah untuk mengatakan satu kondisi tertentu. "Karena kalau tidak, kita terkesan men-judge satu individu tertentu," kata Tjhin menambahkan.
Meski dr Tjhin pernah mendapat seorang pasien dengan kondisi yang mirip seperti yang dialami Novi Amelia, tetap saja tidak bisa langsung "memvonis" seseorang menderita apa. Menurut Tjhin, setiap pasien mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.
"Kita tidak bisa menyamaratakan itu," kata Tjhin. "Kasus yang saya tangani itu adalah kasus yang lebih cenderung karena pemakaian zat, sehingga dia tidak mengontrol dirinya secara baik. Sudah tentu ini beda dengan yang dialami dia (Novi Amelia)," kata dr Tjhin menambahkan.