Liputan6.com, Jakarta Berikut adalah beberapa miskonsepsi yang umum terjadi tentang makanan anak yang harus diketahui oleh para orangtua. Dilansir dari laman Times of India, Minggu (18/12/2016):
Mitos 1: Makanan bergula membuat anak menjadi hiperaktif
Baca Juga
Berbagai studi telah menyimpulkan, tidak ada hubungan antara gula dengan kondisi hiperaktif. Para ahli percaya anak-anak yang berperilaku tidak terkontrol bukan karena apa yang seringkali dikenal sebagai sugar rush, namun hal tersebut terjadi karena faktor-faktor lain seperti kurang tidur, pola makan yang buruk yang diikuti dengan asupan besi yang tidak memadai atau juga kurangnya aktivitas fisik.
Advertisement
Orangtua bisa memberi asupan energi atau nutrisi melalui camilan sehat seperti biskuit gandum utuh dan lainnya untuk makanan anak.
Mitos 2: Anak-anak yang lebih kecil lebih cerewet soal makanan
Ini adalah sebuah kesalahan persepsi. Banyak studi menunjukkan, lebih mudah untuk mendorong anak-anak usia lebih muda untuk mencoba makanan baru dibanding anak-anak yang usia lanjut.
Kebanyakan, anak-anak mempelajari pilihan makanan baru karena pengulangan. Jadi jangan cepat menyerah jika anak Anda tidak menyukai menu tertentu ketika mereka mencobanya pertama kali.
Advertisement
Mitos 3: Oatmeal makanan terbaik untuk balita
Oatmeal memang makanan bernutrisi untuk orang-orang dewasa, namun tidak terlalu baik untuk anak-anak balita. Menurut ahli nutrisi klinis Dr. Nupur Krishnan, “bubur oat mengandung serat yang sangat tinggi yang justru dapat membahayakan sistem pencernaan anak Anda.”
Mitos 4: Alergi pada anak batita akan hilang dengan sendirinya
Menurut para ahli, kebanyakan dari anak batita memang akan bisa mengatasi alergi makanan yang umum pada usia tiga tahun. Namun alergi pada kacang-kacangan tidak akan hilang dengan sendirinya. Langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter anak untuk kondisi alergi tersebut.
Advertisement
Mitos 5: Makanan anak beda dengan orang dewasa
Hingga usia 6 tahun, anak-anak akan membentuk pilihan terhadap beberapa makanan. Jika Anda hanya memberikan atau menawarkan makanan manis atau hambar, kemungkinan besar mereka akan bertumbuh hanya menyukai makanan dengan rasa tersebut.
Kenalkan anak Anda dengan makanan yang berbagai rasa. Ketika anak Anda memasuki usia batita, kenalkan mereka dengan berbagai menu makanan pada bekal makan siang mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan variasi dan nutrisi pada pola makan namun juga dapat membantu membentuk kebiasaan makan yang positif.