Soal RUU Pertembakauan, Presiden Jokowi Harus Tegas

Guru Besar FKUI, Hasbullah Thabrany, berharap Presiden Jokowi menolak melanjutkan pembahasan RUU Pertembakauan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Mar 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2017, 17:00 WIB
RUU Pertembakauan
RUU Pertembakauam

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu bersikap tegas dan menolak pembahasan RUU Pertembakauan. Jika Jokowi melanjutkan pembahasan RUU ini lewat Surat Presiden, sama artinya dengan mengingkari program Nawa Cita yang dibuatnya menuju Indonesia yang lebih baik.

"Bapak Jokowi sudah berjanji meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang terdapat pada Nawa Cita (poin) lima. Janganlah khianat terhadap Nawa Cita yang dicita-citakannya. Kalau Jokowi konsisten terhadap itu (Nawa Cita), saya percaya dia akan menolak (melanjutkan pembahasan RUU pertembakauan)," kata Hasbullah dalam diskusi 'Apa Keputusan Pemerintah terhadap RUU Pertembakauan' di Jakarta pada Senin (6/3/2017).

Hasbullah yakin Jokowi akan mendahulukan kepentingan rakyat Indonesia dibandingkan melanjutkan pembahasan RUU pertembakauan yang menurutnya hanya menguntungkan industri rokok ini. Bukan menguntungkan petani tembakau seperti yang selama ini digadang-gadang.

"Tentu saja diharapkan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat yaitu perlindungan jangka panjang. Kalau yang dituju sekarang semata-mata untuk mendapatkan cukai dari peningkatan produksi dan penjualan, pemerintah harus berpikir efek di masa depan," tuturnya lagi.

Keyakinan Hasbullah makin meningkat terlebih Jokowi memberi pesan pidato Rapat Kerja Nasional Kesehatan lalu agar masyarakat tidak menggunakan uang untuk membeli rokok atau hal-hal lain yang tidak menambah nilai gizi.

"Jokowi harus berani dan tegas, dalam menolak RUU Pertembakauan," katanya lagi. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya