Pernikahan Kedua Rentan Berakhir dengan Perceraian, Kenapa?

Data menunjukkan mereka yang menjalani pernikahan kedua 60 persen lebih rentan berujung pada perceraian.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Mar 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 10:00 WIB
Angelina Jolie dan Brad Pitt
Brad Pitt dituduh melakukan kekerasan terhadap anaknya. Angelina Jolie disebut melakukan laporan palsu.

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan kedua Brad Pitt dengan Angelina Jolie harus berakhir dengan perceraian. Lalu, beberapa artis lain pun mengalami hal yang sama. Menurut data statistik Amerika Serikat, pernikahan kedua maupun ketiga lebih rentan berujung pada perceraian dibandingkan mereka yang menjalani pernikahan sekali saja.

Data dari National Center for Family and Marriage Research, Bowling Green State University Amerika Serikat menunjukkan mereka yang menjalani pernikahan kedua, 60 persen lebih rentan berujung pada perceraian. Risiko perceraian makin meningkat lima persen pada mereka yang menikah untuk ketiga atau keempat kalinya.

Menurut pakar hubungan, ada beberapa faktor yang membuat pernikahan kedua atau ketiga rentan berujung pada perpisahan. Berikut, tujuh faktor penyebabnya mengutip Huffington Post, Rabu (15/3/2017).

1. Belum selesai masalah dengan pasangan sebelumnya

"Banyak pasangan yang memasuki pernikahan kedua sebelum masalah dengan pasangan di perkawinan pertama selesai. Hal ini tentu saja memicu masalah di kemudian hari, salah satunya mengenai kepercayaan terhadap pasangan," kata terapis Kurt Smith.

2. Masalah finansial lebih rumit

Saat menikah kedua kalinya, biasanya aset yang dimiliki lebih banyak. Meski memiliki banyak aset, tapi bila tidak dibicarakan bisa menimbulkan masalah.

"Uang merupakan salah satu hal yang sering dipertengkarkan pasangan. Pasangan yang menikah untuk kedua kalinya cenderung bertengkar soal uang, yang terkadang berakhir dengan percerain," kata terapis keluarga, Aaron Anderson.

3. Lupa menjalani konseling pramenikah

Meski menikah untuk kedua kalinya, bukan berarti tidak melakukan konseling pramenikah. Jika melakukan konseling sebelum menikah baik dengan psikolog maupun tokoh agama, ada beberapa pertanyaan yang akan mereka ajukan terkait dengan pernikahan kedua.

"Jika menjalani konseling pramenikah, ada beberapa hal yang bisa dipelajari sebagai dasar di pernikahan kedua," kata psikoterapis, Tina B. Tessina.

4. Perceraian terasa lebih 'mudah' dibanding yang pertama

Ketika kembali terjadi masalah pada pernikahan kedua, kata 'cerai' lebih mungkin hadir. Hal ini muncul karena orang tersebut sudah pernah merasakan perceraian sebelumnya.

"Perceraian menjadi tidak semengerikan pertama kali. Jadi, pernah melewatinya sekali, Anda tahu bahwa bisa melewati masa itu kembali," kata terapis pernikahan, Virginia Gilbert.

Harapan tentang pernikahan dan keluarga ideal tidak terpenuhi

5. Harapan tentang pernikahan dan keluarga ideal tidak terpenuhi

Saat menikah untuk kedua kalinya tentu muncul harapan bahwa pernikahan akan lebih baik. Namun, terkadang banyak pasangan membuat ekspektasi yang tidak masuk akal seperti diungkapkan psikolog Alicia Clark. Sehingga ketika tidak menemukan hal sesuai ekspektasi kembali berakhir ke perceraian.

6. Tidak belajar pada masa lalu

Saat menjalani pernikahan untuk kedua kalinya, banyak yang tidak belajar pada masa lalu. Alhasil, berakhir dengan perceraian.

Jika mampu mempelajari kesalahan di masa lalu, kesalahan itu tidak akan terjadi di pernikahan kedua seperti dikatakan Tessina.

7. Menyatukan dua keluarga itu sulit

"Saat seseorang menikah untuk kedua kalinya, sebagian besar sudah memiliki anak dari pernikahan yang lalu. Ini artinya perlu membagi kehidupan dengan pasangan yang sekarang serta anak dari pasangan yang lalu serta waktu bersama anak dari pasangan sekarang. Dan menyatukan dua keluarga itu tidak mudah," kata Anderson.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya