Kisah Cinta Raja Zulu Menantang Tradisi dan Mengguncang Afrika Selatan

Tidak hanya urusan cintanya yang kontroversial, namun juga perilakunya dalam kehidupan publik.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 04 Mar 2025, 21:34 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 21:34 WIB
Raja Misuzulu KaZwelithini
Raja Misuzulu KaZwelithini dari Kerajaan Zulu di Afrika Selatan. (Dok. Instagram/@kingmisuzulu)... Selengkapnya

Liputan6.com, Pretoria - Kehidupan cinta raja Zulu mengguncang Afrika Selatan, memicu kegemparan dan skandal di tengah masyarakat yang konservatif. Dia melanggar norma dengan mengejar perceraian.

Poligami adalah bagian dari budaya Zulu, namun Raja Misuzulu KaZwelithini mengambil langkah tidak biasa dengan pergi ke pengadilan untuk menceraikan istri pertamanya, Ratu Ntokozo KaMayisela.

"Semua orang bingung. Orang-orang tidak menyangka raja akan sampai sejauh ini untuk mengajukan perceraian," kata Prof. Gugu Mazibuko, ahli budaya di Universitas Johannesburg, Afrika Selatan, kepada BBC.

"Dalam budaya Zulu, tidak ada perceraian. Anda tidak seharusnya mengusir istri Anda."

Dianggap sebagai "singa bangsa", raja Zulu adalah penjaga tradisi kuno yang menempatkan pernikahan dan poligami sebagai inti dari kesuksesan kerajaan.

Meski perannya di Afrika Selatan bersifat seremonial, raja Zulu tetap memegang pengaruh signifikan dengan dukungan anggaran tahunan dari pemerintah senilai jutaan dolar.

Raja KaZwelithini, yang dibesarkan di Eswatini dan menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS), naik takhta pada 2021 di tengah serangkaian kontroversi. 

Penobatannya digugat di pengadilan oleh saudara tirinya yang lebih tua, yang berusaha merebut mahkota darinya. Pernikahan keduanya disebut-sebut goyah, upayanya untuk menikahi istri ketiga menemui hambatan besar, dan ada juga laporan tentang hubungannya dengan seorang perempuan lainnya.

Namun, kehidupan pribadi sang raja yang bermasalah selama ini dibicarakan secara bisik-bisik - sampai dia mengajukan perceraian pada Desember lalu.

Prof. Mazibuko mengakui catatan sejarah menunjukkan bahwa seorang raja Zulu pada Abad ke-20 telah menceraikan salah satu ratunya, namun saat itu hal ini menjadi rahasia kerajaan yang ketat mengingat perceraian kerajaan bukanlah hal biasa.

"Jika sebuah pernikahan tidak berhasil, sang istri masih akan tinggal di kediaman raja. Dia akan diberikan ruangannya sendiri. Dia tidak akan memiliki hubungan dengan raja, namun dia dan anak-anaknya akan dirawat dengan baik."

KaZwelithini menikahi KaMayisela tepat sebelum naik takhta - setelah kematian mendadak ayah dan ibunya. Sebelumnya, keduanya sudah menjadi pasangan dan memiliki dua anak.

Menurut ahli budaya lain, Prof. Musa Xulu dari Universitas Zululand, keputusan keduanya untuk menikah tampaknya terburu-buru.

"Sepertinya dia merasa tidak bisa menjadi raja tanpa istri," ujar Xulu kepada BBC.

Ratu KaMayisela berasal dari keluarga "biasa" dari sebuah kota pertambangan kecil di Provinsi KwaZulu-Natal.

"Sebagai penyanyi kabaret yang tampil di sebuah restoran di kota pesisir Durban, dia menarik perhatian raja," tutur Xulu.

Status senior KaMayisela dalam keluarga diperjelas dalam penobatan resmi raja pada Desember 2022, ketika dia duduk di sampingnya. Namun, posisinya kini dalam bahaya.

Raja menyatakan dalam dokumen pengadilan bahwa mereka sudah tidak hidup sebagai suami istri selama setidaknya satu tahun dan pernikahan mereka telah hancur tanpa bisa diperbaiki.

Istana kemudian mengirim undangan untuk pernikahan raja dengan Nomzamo Myeni, yang semula dijadwalkan berlangsung pada akhir Januari lalu. Mahar, yang dikenal sebagai lobola, telah dibayar dengan sapi - aset berharga dalam budaya Zulu.

Ratu kaMayisela tidak tinggal diam. Dia mengajukan gugatan terpisah untuk menghentikan pernikahan tersebut dan akhirnya memang berhasil ditunda. Dia berargumen raja, yang dijuluki "ingonyama" (yang berarti singa) oleh rakyatnya, akan melakukan pelanggaran "bigami" jika tidak terlebih dahulu mengubah pernikahan sipil mereka menjadi pernikahan tradisional Zulu.

Namun, hakim menolak gugatannya, dengan menyatakan Ratu KaMayisela telah "berubah pikiran" karena sebelumnya menyetujui suaminya menikah lagi. Hakim mencatat pula bahwa raja sudah menikahi istri lain, yaitu Nozizwe KaMulela, direktur utama Bank Eswatini, pada tahun 2022.

Promosi 1

Raja Tidak Menjalani Tradisi dengan Benar?

Raja Misuzulu KaZwelithini
Raja Misuzulu KaZwelithini dari Kerajaan Zulu di Afrika Selatan. (Dok. Instagram/@kingmisuzulu)... Selengkapnya

Prof. Mazibuko menjelaskan bahwa poligami awalnya bukan bagian dari budaya Zulu, bahkan dua raja pertama adalah bujangan. Namun, hal itu diadopsi oleh penerus mereka - Raja Misuzulu yang merupakan raja kesembilan bangsa Zulu - dan telah menjadi bagian dari budaya Zulu.

"Begitulah cara kami membangun keluarga, terutama keluarga kerajaan," kisah Prof. Mazibuko.

Adapun Ratu KaMulela berasal dari keluarga berpengaruh di Eswatini dan pernikahan itu diyakini diatur untuk memperkuat hubungan antara keluarga kerajaan. Tidak jelas apakah mereka masih menjalin hubungan karena bankir berpengaruh itu belum terlihat di acara-acara kebudayaan Zulu selama beberapa waktu.

Spekulasi yang berkembang menyebutkan bahwa ritual terakhir pernikahan mereka belum selesai.

Berbagai masalah pernikahan raja saat ini dipercaya karena dia tidak menjalani tradisi dengan benar.

Dalam kasus istri pertama, dia memilih pernikahan modern, tanpa upacara tradisional.

"Agar sebuah pernikahan dianggap sempurna menurut adat Zulu, harus ada pertemuan publik, dengan nyanyian dan tarian," kata Prof. Xulu.

Prof. Xulu menuturkan bahwa fakta ini membuat Ratu KaMayisela tanpa perlindungan tradisi - dan hanya ditawarkan tunjangan bulanan sebesar USD 1.100 selama setahun, meskipun dia kemungkinan akan menuntut lebih sebelum kembali ke kehidupan sebagai orang biasa.

Dalam kasus istri kedua, Prof. Xulu mengatakan lobola telah dibayar pada Januari 2022, namun sumber dalam istana menyarankan bahwa raja merasa mereka yang pergi membayar tidak memiliki wewenang untuk melakukannya, ditambah pula pernikahan ini belum ditandai dengan upacara publik.

Nasib calon istri ketiga, Myeni, masih belum jelas karena raja gagal menikahinya pada Januari meskipun pengadilan telah memberikan izin.

Prof. Xulu menerangkan bahwa dalam budaya Zulu, pernikahan yang "ditunda" biasanya tidak pernah terjadi.

Myeni sendiri masih menemani raja ke acara kenegaraan pekan lalu, di mana dia disebut sebagai ratu, mengisyaratkan bahwa pernikahan mereka mungkin akan berlangsung setelah perceraian raja dengan istri pertamanya selesai.

Karena Myeni berasal dari kalangan biasa (bukan keluarga bangsawan atau berpengaruh), dia tidak membawa hubungan atau koneksi yang kuat untuk mendukung posisi raja. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa salah satu ajudan raja baru-baru ini mengonfirmasi kepada media lokal bahwa ada "calon ratu baru", yaitu Sihle Mdluli, yang berasal dari keluarga kerajaan kelompok etnis kecil di Afrika Selatan.

Ajudan itu menyarankan bahwa dia mungkin akan diberi gelar "ibu bangsa" - gelar yang akan membuatnya menjadi ratu paling senior dengan anak-anaknya yang kemungkinan besar adalah pewaris.

Prof. Xulu mengaku dia tidak akan terkejut jika pernikahan itu juga gagal terjadi mengingat hubungan raja yang selalu bermasalah.

"Saya tidak yakin apakah dia siap menjadi raja dan apakah dia memiliki penasihat yang baik," sebut akademisi itu.

Perilaku Raja Zulu Lainnya yang Bikin Sakit Kepala

Raja Misuzulu KaZwelithini
Raja Misuzulu KaZwelithini dari Kerajaan Zulu di Afrika Selatan. (Dok. Instagram/@kingmisuzulu)... Selengkapnya

Prof. Xulu mencatat bahwa Raja KaZwelithini juga telah berperilaku tidak menentu dalam kehidupan publiknya, memecat beberapa pejabat senior dalam rombongannya. Selain itu, dia telah menunjuk dirinya sendiri sebagai ketua dewan sebuah perwalian tanah yang menguntungkan secara finansial, di mana dia adalah satu-satunya wali.

Perwalian tanah itu didirikan secara kontroversial tak lama sebelum Afrika Selatan menjadi negara demokrasi pada tahun 1994, memberikan kendali atas sekitar 2,8 juta hektare tanah di KwaZulu-Natal.

Raja turut menangguhkan semua anggota dewan, kecuali satu, dengan tuduhan tidak kooperatif.

Dia melakukan ini meskipun ada nasihat dari pemerintah, yang mencatat bahwa sebagai ketua dia akan diminta untuk mempertanggungjawabkan operasi perwalian kepada parlemen - sesuatu yang tidak sesuai dengan statusnya sebagai raja konstitusional.

Sengketa ini belum terselesaikan, memberikan pemerintah sakit kepala karena mencoba menghindari konfrontasi langsung dengan raja.

Prof. Xulu mengaku dia tidak akan terkejut jika pada suatu saat faksi saingan yang kuat dalam keluarga kerajaan meluncurkan upaya baru untuk menggulingkannya dengan meminta pengadilan memutuskan bahwa dia tidak "layak dan pantas" menjadi raja.

Saudara tiri raja, Pangeran Simakade Zulu, yang merupakan putra tertua raja yang telah meninggal, telah lama mengincar mahkota, tetapi pendukungnya dikalahkan oleh sekutu KaZwelithini dalam diskusi suksesi.

Presiden Cyril Ramaphosa kemudian memberikan KaZwelithini "sertifikat pengakuan", membuka jalan baginya untuk didanai oleh pemerintah. Namun, pendukung Pangeran Simakade tidak menyerah. Mereka pergi ke Pengadilan Tinggi untuk menyatakan penobatan resminya tidak sah dan dalam hal ini, mereka menang.

Pengadilan memutuskan bahwa Presiden Ramaphosa gagal mematuhi hukum, yang mengharuskannya memerintahkan penyelidikan atas keberatan terhadap aksesi KaZwelithini.

Status quo pun berlaku, sementara menunggu hasil banding. Skandal ini berpotensi melemahkan posisi raja jika terjadi perebutan mahkota lagi.

Meskipun Prof. Mazibuko mencatat bahwa selalu ada persaingan sengit untuk mahkota Zulu - hanya saja sekarang terjadi di pengadilan alih-alih medan perang berdarah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya