Bapak dan Ibu Diabetes, Anak Harus Rajin-rajin Cek Gula Darah

Faktor genetik, lingkungan, dan usia menjadi pendukung utama terjadinya diabetes melitus

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 28 Apr 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2017, 06:48 WIB
Luka pada Diabetes
Luka pada Diabetes

Liputan6.com, Jakarta Faktor genetik berpengaruh besar terhadap munculnya diabetes melitus (DM) pada pria dan wanita di segala usia. Penyakit ini terjadi karena produksi insulin tubuh berkurang. Atau lebih parah lagi, tubuh tak lagi mampu produksi insulin.

"Mestinya insulin menempel di sel dan dia akan memberi reaksi normal. Tapi kalau insulin loyo dan tidak bekerja dengan baik, itu namanya resistensi insulin,"kata Spesialis Penyakit Dalam dan Endokrin Dr. dr Roy Panusunan Sibarani,Sp.PD-KEMD dalam Diskusi Media AstraZeneca: Studi Tentang Komplikasi Penyakit Kardiovascular (CVD) pada Pasien Diabetes atau DM Tipe-2, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).

Potensi seseorang terkena diabetes  selain dari gaya hidup yang tidak sehat juga bisa akibat faktor herediter (diturunkan) karena ada gen dari keluarga. Menurut Roy, perbandingan gen dari ayah dan ibu yang menderita diabetes bisa menjadi penyebab sang anak menderita penyakit yang sama.

"Kalau bapaknya diabetes, kemungkinannya satu banding 13. Kalo ibunya yang diabetes maka perbandingannya satu banding tujuh. Tapi kalau bapak ibunya diabetes, kemungkinannya satu banding dua. Jadi faktor genetika memengaruhi sekali," ujar Roy.

Diabetes yang merupakan penyakit degeneratif juga tak bisa dimungkiri terjadi seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Ibarat wajah, saat muda masih nampak kencang dan segar. Begitu memasuki usia tua, wajah makin keriput. Demikian juga pankreas yang menghasilkan insulin, juga ikut keriput.

"Saat kita masih muda, pipi masih kencang, pankreas juga kencang. Begitu sudah tua jadi keriput. Pankreas juga begitu. Akibatnya kemampuan kerjanya sudah tidak optimal lagi," katanya.

Roy menambahkan, fakta lain yang mendukung munculnya diabetes ialah lingkungan. Individu yang gaya hidupnya kurang bergerak secara fisik (sedentary) sementara pola makan juga buruk akan makin berisiko terkena diabetes.

"Kalau sudah punya dua dari faktor risiko diabetes, periksalah gula darah sebanyak dua kali setahun karena faktor lingkungan memengaruhi sekali," Roy mengingatkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya