Liputan6.com, Jakarta Banyak asumsi, bahan dasar dalam imunisasi atau vaksinasi merupakan salah satu faktor penyebab autisme.
Telah banyak penelitian sains mencoba mengungkap fakta dari persoalan ini. Tapi banyak penelitian tidak menemukan kebenarannya. Selama satu dekade, Autism Science Foundation meneliti pemberian vaksin campak, gondok, dan rubella yang diduga menjadi penyebab dari autisme. Namun, peneliti tidak menemukan korelasinya.
Baca Juga
"Kami melihat tidak ada perbedaan dalam hasil neurologis mereka (anak), periset juga telah mempelajari thimerosal (bahan pengawet di dalam vaksin) dan pengawet berbasis merkuri untuk mengetahui apakah itu berhubungan dengan autisme. Tapi hasil penelitian sangat jelas, data menunjukkan tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme," tulis peneliti.
Advertisement
Bradley McGarry, selaku Director of the Autism Initiative di Mercyhurst University, Erie, Pennsylvania, Amerika Serikat, turut mengatakan hal serupa.
Khusus di negaranya, terkait vaksinasi dan autisme masih menuai pro dan kontra. Tapi ia menuturkan banyak hasil temuan di lapangan jika vaksin sama sekali tidak berhubungan dengan penyebab autisme pada anak.
"Masih ada orang-orang yang percaya hal itu, tapi di Amerika sendiri dokter yang mempublikasikan kalau vaksin itu menyebabkan autisme justru dipenjara," ujar McGarry kepada Health-Liputan6.com, ditulis Jumat (26/5/2017).