Liputan6.com, Amerika Serikat Kurang tidur ternyata bisa memicu pikiran untuk bunuh diri, terutama pada orang muda. Temuan ini berdasarkan penelitian oleh Rebecca Bernert, asisten profesor ilmu psikiatri dari Stanford University Medical School, California, Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
"Tidur dapat memengaruhi perasaan kita. Kurang tidur justru menyulitkan kita dalam mengatur suasana hati. Ini bisa memicu pikiran bunuh diri. Sebaliknya, tidur yang cukup bisa mencegah pikiran untuk bunuh diri," kata Bernert, ditulis dari CBS News, Jumat (30/6/2017).
Penelitian ini melibatkan 50 mahasiswa berumur 18 sampai 23 tahun. Kebiasaan tidur dipantau selama satu minggu. Ditemukan hasil bahwa kurang tidur adalah tanda peringatan timbulnya pikiran bunuh diri.
Selain itu, pikiran bunuh diri tersebut juga ditambah dengan faktor lain, seperti depresi, alkohol, dan penggunaan narkoba.
"Kurang tidur dan pikiran untuk bunuh diri adalah gejala depresi yang harus diperhatikan," kata Bernert, yang bekerja dengan timnya.
Saat ini, para peneliti sedang melakukan studi pencegahan bunuh diri menggunakan cara perawatan insomnia. Misal, menghindari penggunaan gawai sebelum tidur.
Penelitian ini dipublikasikan pada 28 Juni 2017 di Journal of Clinical Psychiatry.
Bunuh diri adalah penyebab utama kematian kedua di antara orang dewasa muda di Amerika Serikat, menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention.