Liputan6.com, Jakarta Menguap dapat terjadi sekali pun kita tidak mengantuk. Peneliti dari University of Nottingham, Inggris, menyebut, dorongan untuk menguap itu terjadi karena adanya aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab atas fungsi motorik.
Baca Juga
Advertisement
Studi tersebut juga menunjukkan, semakin kuat otak kita menolak untuk menguap, semakin sulit menahan untuk tidak benar-benar menguap.
"Temuan ini penting untuk memahami hubungan antara rangsangan motorik dan terjadinya echophenomena dalam berbagai kondisi yang berkaitan dengan peningkatan rangasangan kortek," kata pemimpin penelitian ini, Profesor Stephen Jackson dikutip dari Boldsky pada Senin (4/9/2017)
Echophenomena adalah salah jenis perilaku menguap yang menular. Saking besarnya pengaruh ini, semakin kecil kemampuan kita untuk menolak agar tidak menguap.
Mengukur aktivitas otak
Sebelum mempublikasikannya pada jurnal Current Biology pada 31 Agustus 2017, sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan beberapa responden. Mereka diminta untuk menonton video orang lain yang sedang menguap, dan peneliti akan mengukur aktivitas otak selama percobaan menggunakan stimuli magnetik transkranial.
Kemudian, peneliti menambahkan arus listrik ke kulit kepala guna merangsang korteks motorik yang diperkirakan dapat mengendalikan rasa menguap yang begitu besar.
Namun, para responden mengaku berat untuk menahan tidak menguap saat melihat video tersebut.