Lakukan Ini Biar Anak Enggak Trauma Disunat

Banyak anak yang takut disunat, sehingga akhirnya menimbulkan trauma.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2017, 11:30 WIB
Bocah Histeris saat Sunatan Massal hingga Lomba Membuat Pinata
Sejumlah anak histeris saat mengikuti sunatan massal di Tangerang, hingga kompetisi membuat pinata terbaik di Meksiko.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian lelaki terutama anak-anak merasa takut kala harus disunat. Salah satunya karena persepsi disunat itu menyakitkan dan tak sedikit yang trauma setelahnya.

Lalu apa yang bisa orang tua lakukan untuk setidaknya meminimalkan ketakutan yang bisa berujung trauma?

"Persiapkan anak. Ingat rasa sakit dipengaruhi persepsi. Jadi, kalau mau membantu anak, usahakan agar dia tidak menambah persepsi negatifnya," ujar ahli psikologi anak, Firesta Farizal MPsi,

Dia mengingatkan, persepsi negatif anak soal sunat ditambah faktor psikologis yang terlibat bisa memperparah rasa sakit dan ini memunculkan trauma.Oleh karena itu, orangtua perlu membantu anak agar faktor psikologis dan persepsi negatif ini tak semakin parah.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Orangtua jangan bohong

20160723-HUT-Polri-ke-70-Jakarta-AY
Seorang anak saat mengikuti pengobatan dan sunatan masal gratis di Jakarta, Sabtu (23/7). Acara ini memperingati HUT ke-70 Bhayangkara dengan menggelar pengobtan gratis, sunatan masal, donor darah dan periksa gigi gratis. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Anak jangan dibohongi. Orangtua harus menjadi figur yang harus dipercaya oleh anak. Kalau terus berlanjut dibohongi, anak bisa berkembang menjadi mudah cemas, takut, gangguan kecemasan, anak tidak lagi percaya dengan orangtua, menarik diri," papar Firesta.

Sebaiknya, beri penjelasan pada anak secara baik-baik. Jangan mengancam atau membohongi anak dan menerima apa yang anak rasakan misalnya dengan kata-kata: "Memang sakit, sabar ya".

Lalu yang tak kalah penting memberikan dukungan dan pujian atas keberanian anak. "Hal ini dilakukan supaya rasa nyeri tidak memunculkan dampak terlalu negatif pada anak," kata Firesta. (Lia Wanadriani Santosa/Antara News)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya