Pil KB Sebabkan Depresi?

Penggunaan pil KB dalam mengontrol kelahiran dipercaya dapat menyebabkan depresi. Apakah itu benar? Penelitian seorang pakar ob-gyn akan menjawab hal tersebut.

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 14 Jun 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2018, 06:30 WIB
Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)
Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)

 

Liputan6.com, Jakarta Pil KB menjadi salah satu pilihan bagi perempuan yang ingin mengendalikan kelahiran. Namun, Anda mungkin pernah berpikir untuk mencoba beralih ke pil KB karena beredar kabar bahwa konsumsi pil tersebut justru dapat menyebabkan depresi.

Dilansir Healthline, Selasa (13/06/2018), Seorang pakar kandungan dari The Ohio State University Wexner Medical Center, Brett Worly, M.D., mengungkapkan hal ini sudah umum dikeluhkan oleh para perempuan. Hal inilah yang mendorong Worly untuk melakukan sebuah studi guna mengeksplorasi hubungan antara pil KB guna kontrol kelahiran dan depresi.

"Sepanjang pelatihan medis yang saya lakukan, hal ini merupakan salah satu hal yang terus berlanjut," ujar Worly, mencatat pengonsumsian Depo Provera (metode progestin) dapat menyebabkan depresi sebagai salah satu efek samping yang terjadi, mengutip dari Healthline.

Berdasarkan 26 penelitian yang telah dilakukan selama 30 tahun, ditemukan ada asosiasi minimal antara progestrin sebagai salah satu metode pengatur kelahiran dengan depresi.

Penelitian yang dilakukan oleh Worly guna mempelajari hubungan antara pil KB dan depresi yang dilakukan beberapa tahun lalu pun tidak menemukan adanya korelasi di antara keduanya.

 

Saksikan juga video berikut ini :

Pengguna pil KB sebaiknya konsultasi dengan dokter

Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)
Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)

Menanggapi hasil penelitiannya tersebut, Worly menekankan perubahan mood berbeda dengan perasaan yang tertekan itu sendiri. Hal ini menunjukkan bukan berarti pil KB mutlak tidak menyebabkan depresi.

"Efek yang ditimbulkan bisa berbeda-beda pada setiap perempuan. Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan terkait efek samping dari pil KB," tutup Worly.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya