Kala Flu Singapura Merebak, Lakukan Ini agar Anak Tak Kena

Bayi dan balita rentan tertular Flu Singapura atau istilah yang tepat Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM).

oleh Benedikta Desideria diperbarui 27 Mar 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 09:00 WIB
Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM) sering salah kaprah disebut dengan Flu Singapura (iStockphoto)
Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM) sering salah kaprah disebut dengan Flu Singapura (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Hand Foot Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM) sering salah kaprah disebut dengan Flu Singapura. Sebutan tersebut sebenarnya kurang pas, tapi sudah telanjur populer di masyarakat. Sesuai dengan namanya, bagian tubuh yang terkena penyakit ini adalah area mulut, tangan, dan kaki.

Menurut dokter spesialis anak Junita Elvira, orang yang terkena Flu Singapura bisa sembuh sendiri dalam 7-10 hari. Namun, tentu saja orangtua tak mau buah hatinya mengalami demam, rash (ruam pada kulit), dan blister (benjolan kecil) di telapak kaki, tangan dan mulut.

Untuk mencegah anak-anak terkena Flu Singapura, Elvira menyarankan orangtua mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak.

"Ajarkan anak mencuci tangan dengan baik. Sesudah dari toilet dan sebelum serta sesudah makan. Selain itu, cegah kontak aneka benda dengan mulut," pesan Elvira saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (26/3/2018).

"Serta jaga kesehatan anak (agar daya tahan tubuhnya baik)," pesan Elvira lagi.

Selain upaya pencegahan individu, menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, Rachel Djuanda, diperlukan juga upaya pencegahan lingkup komunitas, misalnya di sekolah. "Karena penyakit ini banyak menyerang di komunitas," kata Rachel.

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Penyebab

Ilustrasi Flu Singapura (iStockphoto)
Ilustrasi Flu Singapura (iStockphoto)

Umumnya, Flu Singapura disebabkan virus dari genus enterovirus, termasuk coxsackievirus A16 dan echovirus. Penularan virus tersebut biasanya melalui kontak langsung dari orang ke orang melalui cipratan cairan bersin atau batuk, air liur, atau tinja. Selain itu, penularan juga bisa lewat kontak tidak langsung, yakni melalui barang yang dia pakai seperti peralatan makan, peralatan tulis, dan handuk.

Ketika virus penyebab Flu Singapura masuk ke tubuh seseorang, dia tidak langsung sakit. Ada masa inkubasi terlebih dahulu, yakni suatu kondisi ketika tubuh "berperang" melawan virus itu yang berlangsung sekitar 3-6 hari.

Jika tubuh "kalah", gejala Flu Singapura pun muncul yang diawali dengan demam. Lalu, ruam pada kulit dan benjolan kecil di mulut, tangan, dan kaki.

Pada umumnya, pasien yang sakit Flu Singapura akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 10 hari. Bila ke dokter, pasien akan diminta istirahat agar kesehatan pulih, serta mengurangi risiko penularan pada anak lain.

"Obat pertama infeksi virus, yakni istirahat. Diberikan juga imunomodulator (suplemen yang dapat menstimulus daya tahan tubuh)," kata Rachel.

Selain itu, dokter juga akan memberikan obat yang bakal mengurangi gejala-gejala Flu Singapura. Misalnya bila anak demam bakal diberi penurun panas.

Segera ke Dokter

20151020-Ilustrasi-Sakit-Demam
Ilustrasi Sakit Panas (iStockphoto)

Walau seseorang yang terkena Flu Singapura bisa sembuh sendiri, ada beberapa kondisi pasien harus segera dibawa ke dokter seperti disampaikan Elvira.

"Kalau dia udah enggak mau makan dan minum, pipisnya berkurang," kata Elvira.

Lalu, bila anak mengalami demam tinggi di atas 39 derajat Celcius, saat menangis tidak keluar air mata, serta diare perlu segera dilakukan intervensi medis untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya