Mendadak Sulit Bicara, Kenapa Ya?

Sulit bicara ini dapat terjadi secara mendadak, dan bisa terjadi sementara waktu ataupun dalam jangka lama.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2018, 09:00 WIB
Ilustrasi takut (iStock)
Ilustrasi takut (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Sulit bicara ini dapat terjadi secara mendadak, dan bisa terjadi sementara waktu ataupun dalam jangka lama. Penyebabnya bisa sesuatu yang ringan akibat grogi, atau adanya kondisi kesehatan tertentu.

Dilansir dari WebMD, berikut ini adalah berbagai penyebab tiba-tiba sulit bicara:

1. Kelelahan atau stres

Merasa capek atau lelah dapat membuat Anda sulit merangkai kata-kata. Ini bisa makin parah jika Anda termasuk tipe orang yang khawatir dihakimi orang lain atau merasa malu saat mengalami ini. Ansietas atau rasa cemas (anxiety), dapat menyebabkan mulut kering, terpeleset lidah, atau masalah lain yang bisa bikin Anda makin kesulitan menuturkan kata-kata.

Ketika Anda mengalami ini, ingatlah bahwa tidak apa-apa jika merasa gugup. Jangan terlalu khawatir untuk selalu tampil sempurna. Hilangkan berbagai tekanan yang Anda rasakan, dan perlahan kata-kata yang sudah Anda rangkai akan kembali mengalir.

2. Konsumsi alkohol berlebihan

Alkohol secara luas dikenal dapat membuat Anda tak bisa berbicara jelas karena dampak alkohol dapat memperlambat bagaimana otak 'berkomunikasi' dengan tubuh.

Hati Anda hanya dapat memecah sedikit alkohol dalam satu waktu. Semakin banyak alkohol yang diminum, maka efeknya pada kemampuan Anda berbicara akan semakin intens.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


3. Stroke

Ilustrasi stroke (iStockphoto)
Ilustrasi stroke (iStockphoto)

 

Kesulitan berbicara, wajah terasa kebas, tubuh terkulai, hingga merasa lemah di satu lengan, adalah tanda-tanda utama stroke. Ketika pasokan oksigen terputus ke otak karena adanya gumpalan darah, Anda akan kesulitan dalam berbicara, bahkan hingga tak bisa melakukannya sama sekali.

“Mintalah orang tersebut untuk berbicara atau mengulangi suatu kalimat. Anda bisa melihat, apakah bicaranya pelo, sulit bicara atau tidak bisa berbicara sama sekali, atau ia juga sulit memahami yang Anda katakan,” kata dr. Nadia Octavia dari KlikDokter.

Cara itu bisa digunakan untuk memastikan apakah itu gejala stroke atau bukan.

4. Migrain

Migrain yang parah juga dapat membuat Anda kesulitan berkata-kata. Kondisi ini dinamakan transient aphasia atau afasia sementara karena memang perlahan bisa hilang.

Migrain adalah gangguan kronis yang ditandai dengan terjadinya sakit kepala ringan hingga berat, yang sering kali berhubungan dengan gejala-gejala sistem saraf otonom. Sekitar sepertiga penderita migrain mengalami semacam gangguan visual, indra bicara, atau gerak yang menjadi pertanda bahwa sakit kepala tersebut akan segera muncul.

Pada migrain dengan aura, terdapat gangguan penglihatan seperti melihat garis yang bergelombang, cahaya terang, bintik gelap, atau tidak dapat melihat benda dengan jelas. Migrain dengan aura dapat menyebabkan penderita kesulitan berkata-kata.

 “Sebagian penderita tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, merasa kebas di tangan, pundak atau wajah, ataupun merasa lemah pada satu sisi tubuhnya, bahkan merasa bingung.

Penderita dapat mengalami hanya satu gejala saja atau beberapa macam gejala sekaligus secara bergantian. Suatu gejala aura biasanya menghilang saat nyeri kepala atau gejala aura yang lain timbul. Namun terkadang, gejala aura tetap bertahan pada permulaan sakit kepala,” tutur dr. Kartika Mayasari kepada KlikDokter.

 


5. Kelainan saraf

Ilustrasi Otak
Ilustrasi Otak (iStockPhoto)

Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang dapat mengubah bagaimana otak mengirim informasi antara sel-selnya dengan sel-sel di bagian tubuh lainnya. Penderita MS dengan lesi di daerah otak yang mengatur kemampuan berbicara dapat membuat penderitanya sulit berkata-kata dari yang berskala ringan hingga berat.

Pola umum dalam MS adalah scanning speech, yaitu irama ketika berbicara memiliki jeda lama antara kata dan silabel. Kelemahan otot dan gangguan dalan koordinasi otot di mulut dan pipi juga bisa mejadikan penderita MS kesulitan dalam berbicara.

Selain MS, kanker otak juga bisa menyebabkan penderitanya kesulitan berbicara jika tumor terdapat pada bagian otak yang mengatur kemampuan bahasa. Gejala kanker otak lainnya adalah sakit kepala, kejang, perubahan kepribadian atau ingatan, mual, rasa kantuk yang tidak biasa, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

6. Pengaruh obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat dan suplemen, mulai dari obat alergi, obat tekanan darah tinggi, hingga dosis vitamin C yang terlalu tinggi, dapat memengaruhi suara dengan cara mengeringkan lendir yang melindungi pita suara. Obat-obatan tersebut juga dapat mengencerkan darah, yang bisa membuat pita suara Anda lebih mudah cedera. Selain itu, obat-obatan ini juga bisa membuat tubuh menahan cairan, sehingga pita suara jadi membesar dan dapat membuat suara serak.

Beberapa jenis narkoba dan obat penenang dapat memperlambat atau membuat Anda kesulitan untuk mengendalikan otot-otot mulut.

Kesulitan dalam berbicara juga merupakan efek samping dari beberapa obat antidepresan seperti bupropion. Obat kejang seperti topiramate juga dapat menyebabkan gangguan bicara seperti kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat.

 

Penulis: Bobby Agung Prasetyo

Sumber: Klikdokter.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya