Sulit Listrik dan Air, Dokter Operasi Korban Gempa Palu-Donggala secara Manual

Meski kesulitan listrik dan air, korban gempa Palu-Donggala tetap dioperasi oleh tim Public Service Center (PSC) 119 Sulawesi Barat dan PSC 119 Palopo.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Okt 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 11:00 WIB
Gempa Palu dan Donggala
Tim PSC 119 Sulawesi Barat dan PSC 119 Palopo tetap operasi korban gempa Palu dan Donggala meski sulit air dan listrik. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan R)

Liputan6.com, Palu, Sulawesi Tengah Tim Public Service Center (PSC) 119 Sulawesi Barat dan PSC 119 Palopo tetap melakukan operasi terhadap korban gempa Palu dan Donggala, meski kesulitan listrik dan air. Kedua tim kesehatan itu termasuk tim pertama yang menembus Kota Palu melalui jalur darat.

Kedua tim PSC 119 yang menangani korban bencana gempa Palu dan Donggala terdiri dari 1 dokter anestesi, 1 dokter bedah, 1 dokter umum, 3 perawat, dan 6 relawan.

Setibanya di Donggala, tim PSC 119 menerima laporan, ada satu korban alami trauma amputasi, trauma kepala, dan dada. Pada korban yang mengalami trauma amputasi kemudian dilakukan tindakan operasi dengan anestesi spinal.

Operasi harus tetap dilakukan walaupun tengah sulit listrik dan air di lokasi. Ini karena tim kesehatan berlomba dengan waktu. Jika dibiarkan, kondisi pasien akan berisiko lebih parah.

Sebagaimana rilis yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (3/10/2018), dokter spesialis anestesi, Pandi, yang tergabung di tim PSC 119 mengatakan, operasi terhadap korban gempa Palu dilakukan secara manual, tensi manual, dan pengawasan manual.

"Cuci tangan pakai NaCl--cairan yang dikenal sebagai garam dapur, handscrub, dan alkohol," kata Pandi.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Trauma kepala dan dada

Dedikasi Tim Penyelamat Evakuasi Korban Tsunami Palu
Tim Palang Merah Indonesia (PMI) membawa tubuh korban setelah gempa dan tsunami menghantam Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Sebanyak 18 negara menawarkan bantuan untuk bencana gempa dan tsunami Palu-Donggala. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Sementara itu, korban gempa Palu yang mengalami trauma kepala dan dada dirujuk ke rumah sakit.

“Kami tiba hari Minggu, 30 September 2018. Operasional di Donggala melayani pasien sampai pukul 13.00 Wita, lalu dilanjutkan pukul 17.00 melayani pasien yang tertimpa reruntuhan,” kata Pandi.

Sebelumnya, sekitar pukul 08.00 Wita, tim PSC melakukan pelayanan di pengungsian di Mamuju Utara, dan Donggala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya