Liputan6.com, Jakarta Tingkat kesuburan dunia saat ini sedang menurun. Laporan ini diungkap dalam jurnal The Lancet yang memuat tentang tingkat kesuburan global dari 1950 hingga 2017.
Berdasarkan penelitian tersebut, orang-orang di seluruh dunia lebih sedikit melahirkan anak ketimbang di masa lalu. Di beberapa masyarakat, hal itu bisa membawa bencana besar.
Baca Juga
Melansir Science Alert pada Senin (12/11/2018), laporan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perempuan di tahun 1950, melahirkan 4,7 anak selama masa hidup mereka. Sementara, tahun lalu angka tersebut hanya berada di 2,4.
Advertisement
Menurunnya tingkat kesuburan tersebut menunjukkan bahwa separuh negara di dunia berada di titik puncak "baby bust". Artinya, penduduk mereka tidak lagi melahirkan jumlah anak yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi.
"Pada tren saat ini, akan ada sangat sedikit anak-anak dan banyak orang berusia di atas 65, itu sangat sulit untuk menopang masyarakat global," kata penulis laporan Christopher Murray pada BBC.
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Dalam beberapa hal merupakan pertanda kemajuan
Dalam beberapa hal, tingkat kesuburan yang menurun memang merupakan tanda kemajuan. Ini mengartikan bahwa lebih banyak anak yang hidup sampai tahap dewasa. Sehingga, seseorang tidak perlu melahirka sesering mungkin untuk memiliki keluarga yang diinginkan.
Selain itu, laporan ini juga menggarisbawahi peningkatan kontrasepsi, pekerjaan, dan kesempatan pendidikan yang memberikan pilihan bagi wanita selain menjadi ibu. Semua itu tidak bisa mereka miliki di tahun 1950.
Di sisi lain, menurunnya tingkat kesuburan juga bermanfaat bagi lingkungan. Pertumbuhan penduduk yang melambat dianggap memberikan waktu untuk mengatasi berbagai isu global seperti perubahan iklim dan kelaparan.
Advertisement