Katarak dan Tuli, Bayi Qiandra Melawan Rubella dalam Sunyi

Gara-gara Rubella, bayi Qiandra menderita katarak, jantung bocor, dan tuli.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 20 Des 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2018, 16:00 WIB
Kitabisa, Kitabisa.com
Qiandra, Bayi Manis yang Bergulat dengan Rubella dan Masalah Jantung Bocor dan Tuli Berat. Bantu Qiandra Melalui Kitabisa.com

Liputan6.com, Jakarta Qiandra Elmyra Shanum, 9 bulan, saat ini tengah bergulat dengan virus Conginetak Rubella Syndrome (CSR) yang dia dapat saat di dalam kandungan. Yunus Fauzi, ayah Qiandra, mengatakan virus itu menyerang lantaran sang istri terkena campak pada awal kehamilan.

Dampak dari virus CSR tersebut, Qiandra mengalami banyak masalah kesehatan. Balita cantik itu mengalami katarak, jantung bocor, keterlambatan tumbuh kembang, dan tuli berat.

"Dari lahir, Qiandra sudah harus keluar masuk ruang operasi dan rumah sakit," kata Yunus.

Yunus, mengatakan, bayi yang lahir pada Maret 2018 itu didiagnosis terkena virus Conginetak Rubella Syndrome saat dirawat di NICu selama lima hari. Setelah mengetahui hal tersebut, Yunus selalu mendampingi Qiandra melewati operasi katarak dan jantung bocor di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.

"Semuanya ditanggung BPJS," ujarnya.

Perjuangan Qiandra Masih Berlanjut

Kitabisa, Kitabisa.com
Orangtua Qiandra Butuh Bantuan Anda Agar Anaknya Itu Bisa Kembali Mendengar dan Melihat

Namun ternyata perjuangan bayi cantik ini masih akan berlanjut. Dokter spesialis THT di rumah sakit tempat Qiandra menjalani operasi katarak menyarankan agar dilakukan implan koklea di umur satu tahun.

"Sayangnya, implan koklea tidak bisa ditanggung BPJS Kesehatan atau asuransi, karena harganya yang cukup mahal," kata Yunus.

Menurut dokter, kata Yunus, implan koklea mesti dilakukan karena Qiandra mengalami gangguan sangat berat; 96 db (kanan) dan 98 db (kiri).

Selain implan koklea atau implan rumah siput pada kedua telinga, hal lain yang dapat membantu Qiandra hidup lebih baik, bisa menggunakan alat bantu dengar (ABD).

Namun, jika menggunakan ABD, hanya bisa membantu 40 db menjadi sekitar 50 sampai 60 db (desibel), sedangkan batas normal seseorang bisa mendengar adalah 0 sampai 25 db.

Untuk itu, supaya Qiandra bisa mendengar dan berbicara lagi, Yunus dan istri mengharapkan bantuan doa serta donasi dari teman-teman. Sebab, biaya operasi implan koklea hampir mencapai Rp200 juta. "Dan kami tidak memiliki biaya dengan nominal sebesar itu," kata Yunus.  

 

Anda bisa membantu Qiandra melalui donasi yang bisa dilakukan di Kitabisa.com ( https://kitabisa.com/bantuqian )

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya