Dinkes Jabar Terbitkan Surat Edaran Penanggulangan DBD

Dinas Kesehatan Jawa Barat menerbitkan surat edaran penanggulangan penyakit deman berdarah dengue (DBD) ke seluruh kabupaten kota.

oleh Arie Nugraha diperbarui 29 Jan 2019, 18:15 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 18:15 WIB
Ilustrasi Demam Berdarah
Ilustrasi Demam Berdarah (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Bandung Dinas Kesehatan Jawa Barat menerbitkan surat edaran penanggulangan penyakit deman berdarah dengue (DBD) ke seluruh kabupaten kota yang ada. Selain ke pemerintah daerah, surat edaran itu dikirimkan juga ke seluruh puskesmas dan rumah sakit.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Jawa Barat Widyawati mengatakan, hal itu dilakukan karena adanya peningkatan jumlah kasus penyakit DBD pada bulan Januari 2019 dibandingkan bulan yang sama di dua tahun sebelumnya. Widyawati mengatakan untuk mengantisipasi terus merebaknya kasus DBD di masyarakat, dinas kesehatan menurunkan tim penyuluhan.

"Terus teman-teman turun ke lapangan untuk pemeriksaan jentik. Harusnya didampingi teman-teman kader gerakan PKK untuk pemeriksaan jentik tadi. Jadi kita upayakan dari berbagai sektor kita aktifkan, kalau dari layanan harus segera mewaspadai keterkaitan DBD. Jadi untuk pemeriksaan lebih jeli kalau ada demam dua sampai tujuh hari, kita harus tetap waspada meskipun belum tentu DBD tetap kita harus memeriksa intensif apakah itu DBD atau bukan," kata Widyawati, Bandung, Selasa, 29 Januari 2019.

Widyawati menuturkan dari seluruh kasus DBD yang tercatat di Jawa Barat saat ini, tidak seluruhnya dinyatakan positif DBD. Beberapa kasus, diantaranya hanya terduga DBD karena pasien mengalami kemiripan gejala. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 


Fogging hanya menumpas nyamuk DBD dewasa

Widyawati mengimbau kepada seluruh masyarakat agar ikut serta mengantisipasi penyebaran penyakit DBD yang ditularkan oleh nyamuk dengan memberantas sarang nyamuk. Alasannya kata Widyawati, satu-satunya cara terhindar dari penyakit DBD adalah dengan gerakan memeriksa jentik-jentik nyamuk.

"Karena satu nyamuk kalau bertelur, telurnya itu bukan satu tapi beratus. Dalam waktu satu dua hari, telur itu akan berubah jadi jentik. Kebayang enggak nyamuknya itu berkembangnya kayak apa?" ujar Widyawati.

Widyawati menjelaskan tindakan pengasapan atau fogging hanya menumpas nyamuk dewasa. Namun jentik-jentik nyamuk lebih efektif dibasmi dengan secara rutin membersihkan sarangnya.

Dinas Kesehatan mengklaim bahwa gerakan pemberantasan jentik nyamuk telah dikampanyekan sejak tahun lalu. Berdasarkan data terakhir otoritas tersebut, jumlah kasus DBD setiap daerah per tanggal 22 Januari 2019 disebutkan Kabupaten Kuningan 25 kasus, Kabupaten Cirebon 10 kasus, Kota Sukabumi 28 kasus dengan satu kematian, Kabupaten Sukabumi 20 kasus, Kabupaten Ciamis 26 kasus, Kota Cirebon 5 kasus, Kabupaten Bogor 156 kasus, Kabupaten Bekasi 13 kasus, Kabupaten Garut 21 kasus, Kota Bandung 132 kasus, Kabupaten Cianjur 85 kasus dengan dua kematian, Kabupaten Subang 11 kasus, Kabupaten Sumedang 13 kasus, Kabupaten Bandung Barat 129 kasus dengan angka kematian masih diverifikasi, Kota Tasikmalaya 22 kasus, Kabupaten Banjar 2 kasus, Kabupaten Karawang dua orang dinyatakan positif DBD, Kota Cimahi 119 kasus, Kabupaten Majalengka kasus demam high fever 16 kasus, Kota Depok 132 kasus dan meninggal dua orang serta Kota Bogor 118 kasus positif DBD yang menyebabkan tiga orang meninggal.

"Tapi masih data sementara untum 22 kabupaten kota, belum genap 27 daerah," ungkap Widyawati. (Arie Nugraha)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya