Kenali Penyakit Antraks, Gejala dan Penyebabnya agar Tidak Berujung Fatal

Penyakit Antraks adalah penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis.

oleh Husnul Abdi diperbarui 20 Mar 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 15:00 WIB
Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks
Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit antraks adalah penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis. Biasanya bakteri ini menjangkiti hewan-hewan ternak, seperti kambing, sapi, biri-biri, atau kuda.

Penyakit yang sering disebut juga dengan penyakit sapi gila ini, pada keadaan normal bakterinya menghasilkan spora yang tidak aktif dan hanya hidup di tanah. Tetapi saat spora masuk ke dalam tubuh binatang atau manusia, spora tersebut akan menjadi aktif.

Pada manusia, penyakit antraks biasanya menular dari kontak dengan binatang, daging, wol, atau dengan kulit binatang yang telah terinfeksi. Biasanya bila kamu memiliki luka di kulit, kemudian mengalami kontak dengan penderita antraks, ada kemungkinan akan tertular.

Dengan mengetahui penyebab dan betapa berbahayanya penyakit Antraks ini, kamu dapat melakukan pencegahan penularannya. Seperti dengan memasak daging yang akan dikonsumsi sampai benar-benar matang, serta hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Berikut ulasan tentang penyakit antraks yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (20/3/2019).

Penyebab Penyakit Antraks

Secara umum, memang penyebab penyakit Antraks ini adalah spora bakteri Bacillus anthracis. Spora ini biasanya terdapat di tanah dan dapat hidup tidak aktif tanpa inang selama bertahun-tahun.

Spora hanya akan menjadi racun dan menyebar ke seluruh bagian tubuh saat melakukan kontak dengan binatang dan manusia. Penularan kepada manusia dapat terjadi melalui 3 cara, seperti kontak kulit, inhalasi, dan daging yang terkontaminasi.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kita tertular penyakit Antraks. Biasanya pengidap penyakit Antraks ini diderita oleh orang-orang yang memang bekerja di bidang yang memerlukan kontak dengan hewan ataupun daging. Beberapa faktor penyebab seseorang terinfeksi Antraks antara lain:

• Bekerja mengolah produk hewan atau daging

• Melakukan penelitian tentang penyakit Antraks

• Bekerja sebagai dokter hewan yang menangani hewan-hewan yang rentan terkena penyakit Antraks

• Bertugas di daerah yang berisiko terserang penyakit Antraks

 

Gejala Penyakit Antraks

Gejala Penyakit Antraks dapat dibagi berdasar cara penularannya, yaitu:

1. Penyakit Antraks Kulit

Seperti namanya, penyakit Antraks ini menginfeksi melalui kulit. Bisa dari luka sayatan, atau luka lainnya di tubuh penderita. Gejalanya dapat dilihat dengan adanya benjolan seperti gigitan serangga yang muncul di daerah kulit terinfeksi.

Benjolan ini nantinya akan pecah dan menjadi bekas luka yang menghitam, sehingga membuat kelenjar getah bening membesar dan kemungkinan terasa sakit. Jenis Anthraks kulit ini adalah jenis yang paling sering terjadi. Walaupun begitu dengan pengobatan yang benar, jarang sekali meyebabkan kematian, karena jenis ini adalah yang paling ringan.

2. Penyakit Antraks Gastrointestinal

Gejala Antraks Gastrointestinal memasuki tubuh melalui konsumsi hewan atau daging yang terinfeksi Antraks. Biasanya terjadi bila memasak daging tersebut tidak sampai matang.

Gejala-gejalanya yaitu sakit kepala, demam, mual dan muntah darah, nafsu makan menurun, nyeri perut, diare, pembengkakan leher, serta radang tenggorokan dan kesulitan menelan.

3. Penyakit Antraks Inhalasi

Penyakit Antraks Inhalasi dapat menyerang paru-paru, di mana sebelumnya penderita menghirup spora Antraks. Antraks jenis ini sangat mematikan dan dapat berakibat fatal bila tidak segera diperiksa.

Gejala anthraks jenis ini biasanya didahului dengan gejala penyakit flu, seperti demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, dan lelah. Lalu gejala-gejala tersebut memburuk dengan cepat dan mengakibatkan sesak di dada, napas menjadi pendek, mual, batuk darah, nyeri saat menelan, demam tinggi, kesulitan bernapas, serta terjadi meningitis.

Dewasa ini, ditemukan juga cara penularan dari injeksi obat-obatan terlarang atau narkoba. Penularan melalui injeksi ini juga merupakan jenis yang sangat mematikan.

Pengobatan Penyakit Antraks

Banyak orang yang meremehkan gejala-gejala awal penyakit Antraks ini, sehingga tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Akibatnya, penularan yang awalnya dapat disembuhkan dengan antibiotik di fase awal, terlambat untuk ditangani. Antibiotik yang biasanya dikombinasikan dan diberikan kepada penderita penyakit antraks di antaranya adalah ciprofloxacin, doxycycline, dan levofloxacin.

Biasanya juga akan dilakukan terapi yang semakin cepat dilakukan saat awal seseorang diduga terjangkit Antraks, akan semakin baik. Sedangkan bila pengobatan tidak dilakukan secepatnya, dapat mengakibatkan kematian.

Dalam pengobatannya, ada beberapa faktor yang membuat berhasil atau tidaknya pengobatan terhadap penderita penyakit Antraks. Di antaranya adalah faktor usia penderita, faktor kesehatan penderita secara umum, dan luas bagian tubuh yang terinfeksi.

Sedangkan untuk penderita Antraks inhalasi, seringkali tidak merespon pengobatan dengan baik, karena bakteri yang masuk ke tubuh sudah terlanjur memproduksi banyak racun yang tidak dapat dihilangkan lagi oleh obat-obatan. Untuk Antraks injeksi, biasanya dapat disembuhkan dengan pembedahan di bagian tubuh yang terinfeksi.Kemungkinan kematian pada penyakit Antraks akan meningkat bila tidak dilakukan pengobatan.

Risiko kematian bila terkena Antraks kulit mencapai 20% jika tidak dilakukan pengobatan. Sedangkan untuk Antraks Gastrointestinal, risiko kematiannya berada di kisaran 25-60%. Dan yang paling mengerikan adalah bila terkena Antraks Inhalasi, risiko kematian bila terkena penyakit ini mencapai 75%.

Mengingat berbahayanya penyakit Antraks ini, sudah seharusnya untuk memperhatikan penyebab-penyebab penularannya. Dianjurkan untuk memasak daging yang akan dikonsumsi sampai matang, dan hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya