Caleg Stres Rentan Kena Gangguan Jiwa, Kenali Gejalanya

Berbagai masalah terkait stres mulai dari gangguan jiwa ringan hingga parah mengintai para caleg yang gagal

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Apr 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2019, 11:00 WIB
Jangan membiarkan diri Anda tenggelam lebih dalam dengan stres dan depresi. Ini solusinya.
Stres menjadi yang paling rentan bagi caleg yang gagal lolos ke parlemen. (Foto: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu isu kesehatan yang sering diangkat setelah Pemilu 2019 adalah kesehatan jiwa yang mungkin saja mengganggu para caleg. Stres dan depresi karena gagal lolos ke parlemen dianggap sebagai penyebab terbesarnya.

Ari Fahrial Syam, klinisi sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan bahwa stres dan kecewa bisa menjadi faktor utama terjadinya gangguan jiwa dan mengarah pada gangguan fisik pada seseorang.

"Gangguan jiwa yang terjadi bisa ringan sampai berat. Mulai dari sakit kepala, susah tidur, atau nafsu makan menurun. Gangguan jiwa bisa berupa depresi sampai yang berat, seperti psikosis akut," kata Ari dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis (18/4/2019).

Ari mengatakan, keinginan para caleg untuk meraih kursi merupakan perjalanan yang panjang. Tidak jarang, berbagai hal dari yang rasional hingga tidak bisa diterima akal sehat sering sekali dilakukan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video menarik berikut ini:


Berbagai Gejala yang Mengintai

Stres - sakit kepala - lelah (iStock)
Stres menjadi yang paling rentan bagi caleg yang gagal lolos ke parlemen. (Foto: Istockphoto)

Dana yang harus dikeluarkan di masa kampanye juga bisa menjadi pemicu stres itu sendiri.

"Belum lagi jika uang tersebut didapat melalui pinjaman uang, baik melalui kantor pegadaian atau bank, atau bahkan melalui rentenir. Rumah, tanah, atau aset lain mungkin sudah jadi jaminan dari proses utang piutang ini," ujar Ari.

Apabila tidak balik modal, jelas masalah jiwa mengintai mereka yang gagal. Ari mengatakan, beberapa rumah sakit jiwa juga memprediksi akan banyak orang yang terganggu kejiwaannya usai Pemilu 17 April 2019.

Ari mengungkapkan beberapa keluhan yang timbul ketika seseorang mengalami stres. Diantaranya adalah sakit kepala, pusing seperti melayang, tangan gemetar, sakit leher, nyeri punggung, otot terasa kaku, berkeringat terutama di daerah ujung jari tangan, kaki terasa dingin, serta gatal-gatal tanpa sebab yang jelas.

"Mereka juga bisa mengalami nyeri dada, nyeri ulu hati, mual, perut kembung, dan begah serta diare."

Gejala fisik yang muncul tersebut bisa dikarenakan adanya penyakit organik sebelumnya. Oleh karena itu pastikan dulu bahwa tidak ada penyakit organik hingga mendapat kesimpulan bahwa keluhan-keluhan yang timbul tersebut diakibatkan penyakit psikosomatik yang dicetuskan oleh stress.

 


Mendapat Perhatian Kemenkes

Pemilu 2019
Suasana pencoblosan pemilu 2019 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, pada Rabu, 17 April 2019. (Foto: Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan RI, dr. Fidiansjah mengatakan bahwa masalah ini juga akan menjadi perhatian Kemenkes.

Mengutip Sehatnegeriku.kemkes.go.id, Fidi mengatakan bahwa stres pasca pemilu bisa dianggap sebagai kejadian yang tidak biasa atau dianalogikan seperti bencana alam yang tidak dapat diprediksi.

“Ini sebuah situasi yang diketahui banyak pihak sebagai sesuatu seperti kejadian yang tidak biasa atau bencana. Proses ini (Pemilu) adalah proses persaingan dan gangguan jiwa itu bisa terjadi dari ringan sampai tingkat berat,” katanya.

Kemenkes sendiri sudah meminta agar semua RS betul-betul menyiapkan, serta disarankan mengumpulkan data terkait gangguan jiwa.

“Ini situasi yang saya katakan pada dasaranya rumah sakit, seperti rumah sakit jiwa, siap dengan kejadian yang tidak biasa ini. Tapi, langsung melakukan sebuah penyesuaian, misalnya rumah sakit umum, Puskesmas, semuanya diberdayakan,” kata Fidi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya