Teori Mona Lisa Punya Penyakit Ini Dibantah, Bagaimana Kondisi Sesungguhnya?

Teori mengenai kondisi kesehatan model lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci dibantah oleh seorang ahli

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Apr 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2019, 15:00 WIB
Mona Lisa
Mona Lisa

Liputan6.com, Jakarta Lukisan 'Mona Lisa' karya Leonardo da Vinci menjadi salah satu lukisan paling terkenal di dunia. Beberapa ilmuwan bahkan melakukan penelitian mendalam untuk menyingkap berbagai kejadian yang ada di balik pembuatan gambar tersebut.

Para ilmuwan dan dokter beberapa waktu yang lalu melakukan penelitian untuk melihat kondisi kesehatan Lisa Gherardini, seorang wanita yang dipercaya merupakan model lukisan 'Mona Lisa.' Mereka menemukan adanya kemungkinan perempuan itu menderita hipotiroidisme yang berat atau tiroid yang kurang aktif.

Mengutip EurekAlert pada Kamis (18/4/2019), para peneliti melakukan analisis pada ketebalan lehernya serta senyumnya yang misterius. Mereka melihat bahwa kulitnya yang kuning, penampilan kelenjar tiroidnya yang membesar, serta alis yang sedikit, merupakan gejala yang mendukung teori para peneliti.

Selain itu, mereka juga menulis bahwa senyum misterius tersebut mungkin menunjukkan kelambatan psikomotorik dan kelemahan otot.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Kekurangan Teori

Museum Louvre
Salah satu koleksi terbaik dari Museum Louvre adalah lukisan karya Leonardo da Vinci yang berjudul Mona Lisa. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Namun, teori yang dipublikasikan di jurnal Mayo Clinic Proceedings edisi September 2018 ini dianggap memiliki kekurangan. Salah satunya oleh Michael Yafi, ahli endokrinologi di University of Texas Health Science Center di Houston, Amerika Serikat.

"Dia telah menginspirasi ribuan orang selama beberapa abad terakhir. Saya tidak berpikir dia bisa membuat publik mengiranya memiliki hipotiroidisme, ketika bagi saya itu adalah euthyroid, artinya tiroidnya normal," kata Yafi.

Pendapat yang dipublikasikan di Hormones-International Journal of Endocrinology and Metabolism itu menyatakan bahwa penyakit tiroid banyak tercatat di seni masa lalu. Lukisan tersebut tidak cocok dengan gambaran mengenai pembesaran kelenjar tiroid dalam visualisasi lainnya.

Kondisi Kesehatan Tidak Bisa Dilihat dari Lukisan

Orang-orang berebutan melihat lukisan Mona Lisa. (Liputan6.com/Ramdhania El Hida)
Orang-orang berebutan melihat lukisan Mona Lisa. (Liputan6.com/Ramdania El Hida)

Menurutnya, seniman menggambarkan apa yang mereka lihat di masyarakat. Beberapa patung dari masa Andes dan Mesir kuno misalnya, menggambarkan pembengkakan leher di daerah yang kekurangan yodium seperti wilayah Tuscany di mana Gherardini hidup.

"Jika Gherardini memiliki gondok karena kekurangan yodium, itu akan sagat parah dan lebih jelas dibatasi dalam lukisan seperti representasi sejarah lainnya. Seorang pelukis berbakat seperti da Vinci tidak akan kesulitan menggambarkannya," kata Yafi.

Tidak hanya itu, kulit yang menguning bisa berkembang setelah penyakit tersebut terjadi lama. Dalam jangka panjang, hipotiroidisme berpengaruh pada kesuburan, namun wanita itu diketahui memiliki lima anak, termasuk satu yang diketahui lahir beberapa bulan sebelum dia dilukis.

"Perubahan warna bisa dikaitkan dengan usia karya seni, serta pernis yang diterapkan oleh seniman." Yafi juga mengatakan bahwa pencurian, hinga kerusakan akibat asam dalam sebuah kejadian juga berpengaruh pada warna gambar tersebut.

Selain itu, senyum Mona Lisa belum tentu menggambarkan kelemahan otot. Diagnosis selama ini dianggap berisiko.

Yafi mengatakan bahwa penyakit jaringan otot yang parah akan membuat model berpose dengan punggung lurus. "Ada juga banyak orang yang memiliki senyum asimeteris, tetapi tidak selalu berarti bahwa mereka hipotiroid."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya