Liputan6.com, Jakarta Lauren Zehner (7), mengalami halusinasi dan kejang setelah mengalami demam pada Agustus tahun lalu. Kondisi itu dialami Lauren usai digigit nyamuk. Dampaknya bahkan membuatnya sempat tidak ingat pada orangtua sendiri.
Lauren menghabiskan enam hari dirawat di Nationwide Children's Hospital di Ohio, Amerika Serikat. SWNS melaporkan dia didiagnosis dengan penyakit La Crosse encephalitis.
Baca Juga
Mengutip Fox News pada Jumat (24/5/2019), penyakit akibat virus itu menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa beberapa gejala termasuk kejang, koma, ensefalitis, dan kelumpuhan.
Advertisement
Kedua orangtua Lauren, Holly dan Jonathan menceritakan bahwa putrinya mengalami demam hingga 105 derajat Fahrenheit atau sekitar 40,5 derajat Celcius. Awalnya, mereka mengira dia terkena infeksi saluran kemih oleh dokter.
Â
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Tidak Kenal Orangtuanya Sendiri
Namun, saat Lauren tidak bisa mengenali ibunya sendiri, mereka segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak biasa.
"Dia sangat agresif sehingga mereka harus membiusnya hanya untuk memeriksanya, yang telah dilakukannya dengan mudah hanya beberapa jam sebelumnya," kata Holly seperti dikutip dari Mirror.
"Dia biasanya manis, tetapi saat itu dia kehilangan pikirannya."
Lauren lalu dipindahkan ke unit perawatan intensif dan mendapatkan tes meningitis serta perawatan antibiotik dan antivirus. Dua hari kemudian, dia mengalami kejang yang menakutkan.
"Matanya berputar kembali dan tekanan darahnya melambung tinggi," kata Holly.
Â
Advertisement
Tidak Tahu Kapan Digigit Nyamuk
Ahli saraf segera memeriksa anak itu dan mengatakan bahwa dirinya mengalami penyakit La Crosse encephalitis. Holly sendiri mengungkapkan bahwa mereka tidak ingat kapan sang putri digigit oleh nyamuk terinfeksi.
"Masa inkubasi virus ini hingga dua minggu, sehingga bisa terjadi kapan saja. Pada beberapa anak itu bisa muncul sebagai flu biasa, tetapi pada yang lain seperti Lauren, itu bisa sangat serius dan mengancam jiwa," kata Holly.
Enam hari kemudian, Lauren sudah boleh dipulangkan. Meski begitu, obat anti-kejangnya membuat emosinya tidak terkendali.
Ibunya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan satu-satunya cara agar putrinya benar-benar sembuh. Saat ini, dia juga menyerukan lebih banyak kesadaran tentang virus La Crosse.
"Kita membutuhkan lebih banyak peralatan yang diperlukan untuk melindungi anak-anak," katanya pada SWNS.