Ayah Milenial Tak Malu Mengurus Anak

Kesadaran mengurus anak bukan hanya tugas istri sudah dipahami para pria milenial. Tak heran bila para ayah milenial malah aktif mengurus anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2019, 11:00 WIB
Bayi Meninggal
Ilustrasi Foto Kematian Bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Para pria generasi milenial nampaknya sudah memahami bahwa tugas mengurus anak bukan hanya istri. Itu sebabnya, para ayah milenial ingin lebih terlibat aktif dalam mengurus buah hatinya.

Mereka tak malu menggunakan gendongan, menenteng tas bayi atau memberinya susu. Justru ada kebanggaan yang begitu besar bisa turun tangan langsung mengurus anak. 

Bahkan menurut penelitian tim dari Boston Colloge, Amerika Serikat, ayah juga memiliki konflik peran. Di satu sisi, ayah milenial ingin meningkatkan kariernya dengan baik dengan bekerja keras, tapi di sisi lain mereka juga ingin menghabiskan waktu dengan anak-anaknya seperti mengutip Motherly.

Ayah milenial menganggap serius pengasuhan anak. Mereka menghabiskan waktu tiga kali lebih banyak dengan anak-anak mereka daripada pria dua generasi yang sebelumnya. Pada survei yang dilakukan pada 1982, 43 persen ayah mengaku bahwa mereka tidak pernah mengganti popok. Saat ini, angka itu turun sekitar 3 persen.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika ayah terlibat mengurus anak seperti mengganti pakaian, popok dan memandikan, hubungan ayah-anak tumbuh lebih kuat.

 

Mengurus Anak Tugas Ayah dan Ibu

Ingin memberikan hadiah kepada pria yang baru saja memiliki anak alias ayah baru? Ini hadiah yang paling tepat.
Ingin memberikan hadiah kepada pria yang baru saja memiliki anak alias ayah baru? Ini hadiah yang paling tepat. (iStockphoto)

Penelitian tersebut juga mengungkap, ayah milenial memiliki keyakinan yang lebih egaliter tentang pengasuhan anak, dan berusaha untuk melihat tugas pengasuhan yang lebih lebih merata di rumah tangga mereka.

"Seperti ibu, ayah juga sebenarnya butuh dukungan di lingkungan sosial agar menjadi orangtua yang baik. Sayangnya, kebijakan publik dan institusi tidak mendukung. Misalnya, cuti khusus ayah yang anaknya baru lahir atau ketika mengantar anaknya hari pertama sekolah," kata Kevin Shafer, di Universitas Brigham Young.

Keterlibatan ayah pada pengasuhan anak efeknya memang begitu besar. Perkembangan psikologis anak menjadi baik, begitu pun bagi psikologis ayah yang merasa lebih tenang karena bisa dekat dengan anak dan keluarganya.

 

Penulis: Mutia Nugraheni/Dream.co.id

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

Apa Kata Psikolog: Ayah Harus Ikut Mengasuh Anak (FULL)
Penting bagi ayah untuk turut serta mengasuh anak, tak hanya untuk anak, tapi juga untuk ibu dan ayah sendiri.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya