Liputan6.com, Jakarta Pertama kali di Indonesia, biopsi prostat dengan teknologi robotik diterapkan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Penerapan pengambilan sampel prostat menggunakan teknologi robotik sejalan dengan kemajuan RSCM yang mempunyai Pusat Layanan Prostat Terpadu.
"Bisa dibilang saat ini biopsi prostat yang menggunakan teknologi robotik di Indonesia ada di sini (RSCM). Penggunaan robotik ini punya akurasi tinggi. Sampel yang diambil pun tepat sasaran sehingga bisa terdeteksi akurat, apakah pasien kemungkinan ada risiko kanker prostat atau tidak," jelas Kepala Departemen Urologi RSCM - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Irfan Wahyudi dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Advertisement
Penerapan biopsi prostat berteknologi robotik dilakukan di RSCM pada 14 Juni 2019. Alat robotik biopsi prostat yang digunakan adalah isR'obot Mona Lisa yang diproduksi Biobot Surgical LTD.
Robot tersebut dapat mengarahkan target sampel prostat yang diambil dalam waktu singkat sehingga mempersingkat waktu operasi (bila pasien membutuhkan operasi).
Akurasi pengambilan sampel prostat dari robotik didukung adanya fitur MRI-Ultrasound fusion yang dapat meningkatkan kinerja. Hasil pemeriksaan sampel prostat yang diambil bisa ditunggu pada hari itu juga.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Efek Samping Ringan
Kelebihan menggunakan robotik pada biopsi prostat bukan hanya pencapaian target pengambilan sampel yang akurat. Efek samping yang ditimbulkan dari biopsi berkurang.
"Risiko infeksi bisa rendah," kata Irfan melanjutkan.
Efek samping yang dialami juga ringan, seperti nyeri pada lokasi biopsi dan darah pada urine dan air mani. Hal tersebut tidak berbahaya.
"Yang jarang terjadi juga (setelah biopsi menggunakan robotik) sulit buang air kecil dan gangguan ereksi," ujar Irfan.
Advertisement
Dua Kali Tusukan
Penggunaan robotik pada biopsi prostat juga minim dengan tusukan. Pasien hanya menerima dua kali tusukan untuk mendapatkan sampel biopsi.
"Perlu dua kali tusukan untuk mengambil jaringan prostat," lanjut Irfan.
Sebelum dilakukan pengambilan sampel, pasien juga menerima anestesi. Pelayanan prostat yang menggunakan robotik ini diharapkan Irfan dapat menangani secara lengkap diagnosis dan perawatan prostat.
isR'obot Mona Lisa ini untuk mengambil sampel prostat dikembangkan dokter spesialis urologi di Singapore General Hospital (SGH).
Pasien yang dapat dilakukan tindakan biopsi menggunakan robotik yakni yang memiliki nilai PSA (Prostat spesifik antigen)--protein yang dihasilkan oleh sel prostat untuk mengatur kekentalan (viskositas) cairan semen (sperma)--tinggi.
Pasien yang sebelumnya dibiopsi mendapatkan hasil negatif, tapi nilai PSA-nya meningkat drastis serta didiagnosis kanker prostat bisa melakukan biopsi dengan teknologi robotik.
Hasil pemeriksaan biopsi bertujuan mengetahui seberapa besar keganasan tumor.