Jelang Hari AIDS Sedunia, Ribuan Orang Berkumpul Bentuk Formasi Pita Merah

Kegiatan membentuk pita merah jelang Hari AIDS Sedunia meraih rekor MURI di Bandung.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 30 Nov 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2019, 18:00 WIB
Lebih dari 4 ribu orang membentuk formasi pita merah sebagai simbol AIDS jelang Hari AIDS Sedunia. (Foto: Humas Kemenkes)
Lebih dari 4 ribu orang membentuk formasi pita merah sebagai simbol AIDS jelang Hari AIDS Sedunia. (Foto: Humas Kemenkes)

Liputan6.com, Bandung Sehari sebelum Hari AIDS Sedunia (HAS) 2019, lebih dari 4.000 orang berkaus merah hadir di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat. Mereka hadir untuk berbaris membentuk formasi pita merah yang dikenal sebagai simbol penyakit AIDS.

Formasi pita merah yang dibuat hari ini berhasil memecahkan rekor MURI yang sebelumnya melibatkan 3.000 orang pada 2006.

“Kita bersyukur mendapatkan rekor MURI yang menggambarkan upaya kita bersama dalam menanggulangi HIV untuk mencapai Ending AIDS tahun 2030,” ungkap Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

 

 

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono menerima piagam pemecahan rekor MURI terkait formasi pita merah AIDS. (Foto: Humas Kemenkes)
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono menerima piagam pemecahan rekor MURI terkait formasi pita merah AIDS. (Foto: Humas Kemenkes)

Selain pemecahan rekor MURI, kegiatan hari ini juga menandai dimulainya Langkah Percepatan 90-90-90 untuk menghentikan epidemi HIV di Indonesia.

“Acara Puncak Peringatan HAS di Bandung pada tanggal 30 November 2019, sekaligus dapat mendorong pemegang kebijakan di semua tingkatan untuk melakukan langkah percepatan (Fast Track) 90-90-90, yaitu Temukan ODHA seawal mungkin, Obati ODHA dengan ARV dan Pertahankan pengobatannya,” jelas Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung, Wiendra Waworuntu dalam laporannya.

Berdaya Lewat Komunitas

HIV/AIDS
HIV/AIDS (iStockphoto)

Tema Global HAS tahun 2019 adalah Communities Make the Difference. Tema ini mengingatkan pentingnya peran komunitas, termasuk lembaga swadaya masyarakat, dalam penanggulangan AIDS, yaitu dalam pemberian layanan HIV, penegakkan hak asasi manusia, dan pendampingan ODHA dalam pengobatan.

Kemenkes RI pada 2019 ini menyerap tema tersebut menjadi Bersama Masyarakat Meraih Sukses. Lewat tema ini Kemenkes dan para mitra mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meraih sukses dalam mencapai three zeros pada tahun 2030, yaitu tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian yang disebabkan karena HIV AIDS dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA di Indonesia.

Pemilihan tema nasional tahun ini memacu semangat kampanye yang dimulai tahun 2017 yaitu Saya Berani Saya Sehat. Kampanye ini menyerukan agar masyarakat melakukan tes HIV dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat terhadap HIV AIDS.

Pada 2018 kampanye yang diangkat adalah Ada Obat Ada Jalan. Tema ini berpesan bahwa jika seseorang tahu status HIV-nya secara dini maka mereka yang HIV positif (ODHA) dapat segera makan obat agar tetap produktif, mampu memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat, karena infeksi HIV ada obatnya.

Sejak pertama kali dilaporkan di Indonesia tahun 1987 sampai bulan Maret tahun 2019, kasus HIV AIDS yang telah dilaporkan adalah 461 (89,7 persen) dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Data ini menunjukkan bahwa kasus HIV AIDS cenderung meluas keberadaannya di Indonesia.

“Kita prihatin, karena jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan Oktober 2019 mengalami kenaikan tiap tahunnya,” ungkap Anung.

Sehingga diharapakan, lewat peringatan HAS 2019 bisa menggalang komitmen banyak sektor dala mencapai 3 zeroes.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya