Liputan6.com, Jakarta Beberapa wanita mengalami gejala yang berbeda menjelang haid. Ada yang muncul jerawat, perut keram, mood swing, dan sebagainya. Ada pula yang merasa libidonya meningkat signifikan menjelang haid.
Menurut Janet Brito, PhD, LCSW, CST, pengulas medis Healthline mengungkapkan bahwa libido (gairah seksual) meningkat menjelang waktu haid merupakan hal yang normal. Faktanya ada banyak penelitian yang mengungkapkan adanya peningkatan libido dua minggu menjelang waktu ovulasi (sebelum jadwal menstruasi). Namun sayangnya hanya sedikit yang membahas berapa banyak orang yang mengalami hal ini. Yang pasti, Anda tidak sendirian.
Baca Juga
Kenapa bisa terjadi?
Advertisement
Meski belum jelas apa penyebabnya, hormon sepertinya berperan besar. Saat ovulasi, terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Saat ovulasi merupakan masa paling subur dimana sel telur sudah siap untuk dibuahi. Dengan menggabungkan teori ini saja dapat terlihat alasannya libido meningkat.
Tidak hanya hormon saja, berikut ini merupakan penyebab libido meningkat saat menjelang menstruasi, dilansir dari Healthline.com:
1. Menurunnya risiko kehamilan sebelum menstruasi
Melakukan hubungan seksual sehari atau dua hari sebelum ovulasi meningkatkan potensi hamil. Lain halnya jika dilakukan sehari sebelum menstruasi justru akan menurunkan potensi hamil - meski sedikit.
Mengetahui ini, orang akan merasa lebih bergairah untuk melakukannya di waktu tersebut. Namun perlu diingat, bahwa masih ada kemungkinan hamil. Pakai alat kontrasepsi jika perlu.
2. Keputihan menjelang haid meningkatkan sensitivitas
Salah satu ciri menjelang haid yaitu keputihan. Meningkatnya jumlah keputihan menjelang haid akan menambah lubrikasi dan menambah sensitivitas pada area genital. Dan bagi sebagian orang hal ini merangsang mereka.
Simak video menarik berikut ini:
3. Kembung menjelang haid menekan area G-spot Anda
Kebanyakan orang mengalami kembung menjelang waktu haid. Menurut beberapa penelitian, perubahan kadar estrogen dan progesteron mempengaruhi penyimpanan cairan dalam tubuh.
Meskipun kembung membuat tidak nyaman, namun penekanan pada area G-spot membuatnya ekstra sensitif. Uterus yang mengembang juga menekan saraf tepi yang memicu rangsangan.
4. Berhubungan seks akan meredakan gejala PMS
Pre-menstrual syndrom (PMS) terjadi antara 5-11 hari menjelang menstruasi. Gejalanya beragam, dari timbulnya jerawat, kram perut dan sebagainya.
Berdasarkan penelitian, melakukan hubungan seksual dipercaya menurunkan rasa sakit gejala sebelum menstruasi dengan melepaskan endorfin peningkat mood.
Merasa terangsang selama siklus menstruasi adalah hal yang normal. Jadi, silahkan saja jika Anda ingin berhubungan seksual dengan pasangan, baik seminggu atau beberapa hari setelah menstruasi atau di antara waktu tersebut.
Advertisement