Liputan6.com, Jakarta Beberapa orangtua merasa sedih dan stres bila anak mulai meluncurkan aksi Gerakan Tutup Mulut (GTM) atau susah makan. Apalagi seiring bertambahnya usia, anak jadi lebih pemilih terhadap makanan dibandingkan ketika masih bayi.
Namun, orangtua tidak perlu khawatir karena ada batasan normal dan tidak normal. Berikut ini alasan anak susah makan, seperti dilansir yummy toddler food:
Baca Juga
1. Usia 1 tahun
Advertisement
Saat anak bangun tidur, beberapa akan minta dibuatkan susu. Jika anak banyak minum susu sebelum makan, rasa laparnya akan mundur. Selain itu, anak lebih disibukkan ingin belajar berjalan.
2. Usia 2 tahun
Ada kalanya anak usia 2-6 tahun memiliki neophobia (ketakutan terhadap hal baru) terhadap makanan.
3. Masih Kenyang
Beberapa anak hanya makan sebagian porsi dan sisanya ia lempar. Hal ini normal, karena anak masih belum paham mengekspresikan yang boleh dan tidak boleh dilakukan juga karena anak ingin mengetahui kekuatannya - yang nantinya akan menjadi sifatnya.
Selain itu, orangtua biasanya memberikan porsi makan pada anak yang semakin banyak saat bertambahnya usia. Ditambah, anak-anak lebih suka makan makanan ringan yang membuat rasa lapar terus tertunda.
4. Konstipasi
Mungkin anak Anda sedang mengalami sakit perut atau mulas-mulas. Ketika perut si kecil sedang dalam keadaan tidak nyaman akan menurunkan nafsu makannya.
5. Oral Motorik Delay
Anak dengan oral motorik delay memiliki kesulitan untuk mengunyah, mengisap, menelan, menggigit dan sebagainya. Untuk itu sangat penting memberikan stimulasi oromotor sejak dini.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Tips Atasi Anak yang Pilih-Pilih Makanan
Balita memang masanya anak menjadi lebih pemilih dengan apa yang disukainya dan apa yang tidak. Anda dapat berkonsultasi ke dokter atau ahli gizi untuk mendapat saran terbaik. Berikut ini hanya beberapa tips awal mengatasi anak yang pilih-pilih makanan.
1. Kurangi Ekspektasi
Sebagaimana orang dewasa yang tidak tahu rasa yang belum pernah dicoba, anak-anak pun begitu. Anak-anak dapat menolak dari tampilan atau rasa suatu makanan. Anak juga akan lupa rasa makanan yang ia makan seminggu lalu.
Jika Anda dapat mengurangi ekspektasi terhadap nafsu makan anak, anak akan merasa tekanannya berkurang dan mungkin akan berani mencoba menu baru yang sebelumnya ditawarkan.
2. Porsi Harus Kecil
Anak-anak tidak perlu makan sebanyak dari yang seharusnya. Berdasarkan usia, porsi anak beragam. Misalnya sayuran hanya butuh 1-2 sendok teh hingga 1/4 cangkir. Dan tidak apa-apa jika anak makan lebih dari itu.
3. Beri Jarak Antara Camilan dan Makan Besar
Buat agar memicu rasa lapar anak dan membuatnya terbiasa dengan pola tersebut.
4. Beri minum air putih di antara makan
Ganti susu atau minuman lainnya dengan air putih saat makan. Rasa manis yang dikandung susu akan membuat anak mudah merasa kenyang
5. Berikan menu keluarga
Hal ini membuat anak dapat mengambil makanan sendiri dan ketika Isi piringnya sudah habis, ia dapat mengambil menu yang lain.
Â
Advertisement
6. Hindari Menghitung Jumlah Suapan
Â
Jangan menghitung ketika sedang menyuapi anak. Hal ini akan membuat anak kebingungan akan rasa lapar sudah terpenuhi atau jumlah makanan yang harus ia konsumsi.
7. Jangan terlalu sering mengganti menu lain dalam sekali makan
Jika Anda sering mengganti menu agar anak mau makan, anak tidak akan belajar dan akan merasa memiliki kekuatan untuk makan yang ia sukai saja.
Yang perlu orangtua tanamkan yaitu untuk tidak terlalu bersedih atau stres ketika anak tidak mau makan. Ada masanya ketika anak tidak mengikuti jadwal makan, dan itu hal normal. Sedikit porsi yang anak habiskan, artinya anak makan. Periksakan ke dokter jika anak menjadi lemas karena kurang makan.