Liputan6.com, Jakarta Bagi setiap pasangan pasti ingin memiliki kualitas hubungan yang sehat.
Psikoterapis dari, Dr. Vassilia Binensztok mendefinisikan hubungan romantis yang sehat sebagai hubungan yang tangguh.
Baca Juga
"Setiap hubungan mengalami pasang surut. Pertengkaran akan terjadi dan masalah akan muncul," kata Binensztok, dilansir dari Elite Daily pada Kamis (6/2/2020).
Advertisement
Hubungan yang sehat adalah hubungan yang diperkuat oleh keduanya, sehingga dapat mengatasi berbagai rintangan. Cara lain untuk mengonseptualisasikan seperti apa hubungan yang sehat adalah dengan memikirkan tentang hubunganmu dalam seberapa bahagia dan terpenuhinya perasaanmu.
Dikatakan juga oleh psikoterapis yang fokus pada seks dan hubungan di Amerika Serikat, Todd Baratz,dalam konteks relasional, hubungan yang sehat berfokus pada kepuasan.
Binensztok dan Baratz memberikan lima kuailtas hubungan sehat yang seharusnya dimiliki oleh setiap pasangan.
1. Saling memahami satu sama lain
Mengetahui pasanganmu bukan hanya tentang berapa tahun kalian telah berpasangan. Ini tentang memiliki perasaan mendalam tentang bagaimana mereka sebenarnya sebagai pribadi.
"Jadilah pasangan yang benar-benar mengenal satu sama lain dan saling memahami alasan satu sama lain dalam melakukan sesuatu," kata Binensztok.
Meskipun pada dasarnya, kamu dan pasangan tidak harus menyetujui segalanya.
2. Keaslian koneksi
Kualitas lain yang akan dimiliki pada hubungan sehat adalah keaslian dalam interaksi pasangan.
"Dalam praktiknya, kamu dan pasangan akan terus beralih satu sama lain untuk sebuah koneksi dan percakapan. Sebagai pasangan harus hadir dan bersifat responsif, bukan saling menolak atau memusuhi," kata Binensztok.
Baratz menekankan keamanan emosional dan fisik serta kesenangan sebagai kualitas penting dalam suatu hubungan yang memuaskan dan menyehatkan.
Simak video menarik berikut ini:
3. Pendekatan yang adil
Sama halnya dengan argumen orang-orang dalam hubungan yang sehat, biasanya tidak akan berantem secara kasar ketika berhadapan dengan konflik.
Dikatakan oleh Binensztok, pasangan mencoba untuk memahami dan berempati satu sama lain. Mereka berusaha untuk berkompromi.
Itu juga termasuk tidak ada pihak yang bersikap defensif ketika pasangan mereka menghadapi dengan sesuatu yang tidak nyaman.
4. Hargai satu sama lain
"Rasa saling menghormati sangat penting dalam hubungan yang sehat," kata Baratz.
Menurut Binensztok, pasangan dalam hubungan yang sehat itu tidak menghina, mengejek, atau mengurangi satu sama lain.
Namun, tentu tidak masalah jika itu bagian dari dinamika yang dibangun antara kamu dengan pasangan.
5. Kebersamaan
Semua pihak harus bersedia untuk melakukan upaya yang diperlukan untuk membuat hubungan mereka berhasil. Ini adalah kualitas yang saling menguntungkan.
Menghargai, meski penting, bukanlah satu-satunya nilai yang harus berlaku dua arah. Keduanya harus berkomitmen pada hubungan dan untuk keberhasilan yang diperlukan dalam menjadikannya pasangan yang nyaman.
Meski sudah pasti akan ada pasang surut, tetapi ketika pasangan dapat menerima bahwa ini adalah bagian alami dari suatu hubungan, aakan lebih bersedia untuk melakukannya.
Advertisement
Apa yang akan dilakukan jika kehilangan salah satu dari kelima kualitas?
Jika kamu merasa kehilangan dari salah satu kualitas-kualitas di atas, hubunganmu tidak akan dikatakan buruk.
"Apabila hubunganmu kehilangan keintiman, perhatian, pertengkaran yang adil dalam berargumen, rasa hormat, atau perasaan kepedulian, jangan panik," kata Barataz.
Sebaliknya, cobalah untuk berhenti menilai diri sendiri atau hubungan.
"Belajar untuk beranggapan bahwa sesuatu yang buruk tidak terjadi," Barataz menambahkan.
Pikirkan realisasi ini tentang hubunganmu sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh lebih baik.
Binensztok menjelaskan bahwa lima kualitas hubungan yang sehat ini adalah semua hal yang biasa dipelajari oleh orang-orang.
Pasangan dapat mencari konseling, membaca buku tentang hubungan, dan melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas yang kurang. Satu-satunya cara yaitu keduanya berkomitmen untuk hubungan dari keduanya daripada hanya mencari untuk memenuhi kebutuhan pribadi masing-masing.
Penulis : Vina Muthi A.