Hari Perempuan Sedunia 2020: 3 Kondisi Medis yang Luput Terdiagnosis

Peringati Hari Perempuan Sedunia 2020, perhatikan kondisi medis yang luput terdiagnosis pada wanita.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Mar 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2020, 18:00 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Perempuan Sedunia 2020, yang jatuh pada 8 Maret, ada beberapa kondisi medis yang luput terdiagnosis pada wanita. Bahwa kesehatan wanita perlu diperhatikan.

Konsultan Ginekolog dan Dokter Kandungan Shailly Sharma menulis, tiga kondisi medis pada wanita yang kurang terdiagnosis.

Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit kronis dan progresif yang mana tubuh memiliki sisa-sisa aktif jaringan endometrium di luar rahim. Kondisi ini mendera banyak wanita. Butuh waktu lama mendapatkan diagnosis. 

"Gejala seperti nyeri perut yang terus dialami, nyeri yang melemahkan di daerah panggul, perdarahan menstruasi yang abnormal, nyeri selama hubungan seksual," jelas Shaily, dilansir dari Financial Express, Minggu (8/3/2020).

Gejala-gejala di atas bisa berdampak parah pada kualitas hidup individu yang memengaruhi produktivitas dan aspek lain dari kesehatan fisik, emosi, dan mental. Jangka waktu dari timbulnya gejala sampai diagnosis yang tepat bisa sangat lama.

Fasilitas seperti laparoskopi diagnostik dan tes hormon yang tidak mudah tersedia membuat kondisi ini lebih sulit untuk didiagnosis pada wanita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


ADHD dan Gangguan Mood

[Bintang] Begini Cara Mengatasi Lemas ketika Puasa
Wanita gangguan mood. (Ilustrasi: iStockphoto)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) termasuk penyakit psikologis sangat kurang terdiagnosis pada wanita. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, 1 dari 3 wanita memiliki gangguan psikologis di beberapa titik kehidupan.

Tetapi sering diabaikan oleh pasien dan perawatan kesehatan tingkat primer atau sekunder.

"Kehamilan dapat menyebabkan perubahan suasana hati (mood), terlebih lagi depresi pasca persalinan. Tapi sering kali gejala awalnya sering diabaikan. Depresi lebih sering terjadi pada wanita," tulis Shaily yang berpraktik di Fortis Escorts Hospital Faridabad, India.

Sayangnya, wanita yang punya gangguan mood atau ADHD juga sering diketahui sebagai bentuk depresi. Mungkin butuh bertahun-tahun untuk didiagnosis dengan benar.

Seringkali, gangguan psikologis ADHD dapat meniru gejala fisik dan secara kolektif disebut sebagai gangguan psikosomatik (yang ditandai cemas berlebihan).


Kekurangan Gizi

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Menurut Shaily, wanita pun mengalami kekurangan gizi. Kekurangan vitamin D sangat umum terjadi pada wanita sehingga mengakibatkan kelelahan menyeluruh, nyeri tulang, dan hilangnya stamina.

Kekurangan vitamin B12 dan asam folat berujung anemia berat. Selain itu, kekurangan zat besi mengakibatkan anemia dan rambut rontok.

"Wanita juga kekurangan vitamin E, yang mana terjadi perubahan kulit dan stres. Seringkali, kekurangan gizi pada wanita ini luput dari diagnosis dan diabaikan. Padahal, sangat mudah diperbaiki dengan menerapkan kualitas hidup sehat yang jauh lebih baik," tambah Shaily.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya