Penyakit Menular Mengintai bila Tak Sering Ganti Sikat Gigi

Salah satu masalah paling umum yang bisa terjadi akibat penggunaan sikat gigi tua adalah bau mulut yang sangat buruk.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Mar 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi sikat gigi
ilustrasi sikat gigi

Liputan6.com, Jakarta Kapan terakhir kali Anda mengganti sikat gigi? Sebagian dari Anda mungkin pernah mengetahui bahwa mengganti sikat gigi idealnya setiap 3 hingga 4 bulan. Tapi bagaimana bila kita menyepelekannya?

Ya, satu sikat gigi tidak bisa dipakai untuk selamanya dan tidak segera menggantinya bisa menyebabkan masalah, seperti kerusakan gigi dan berbagai penyakit mulut, gigi, dan gusi serta pertumbuhan bakteri yang berlebihan.

"Masalah gigi dan mulut bisa dicegah dengan menjaga kebersihan mulut dan gigi dan melakukan pemeriksaan rutin, ujar Sally Cram, DDS, juru bicara American Dental Association (ADA), seperti dikutip Readers Digest.

Salah satu masalah paling umum yang bisa terjadi akibat penggunaan sikat gigi tua adalah bau mulut yang sangat buruk.

“Ketika Anda tidak mengganti sikat gigi, bulunya bisa menjadi usang. Hal ini membuat sikat gigi jadi kurang efektif dalam menghilangkan plak dan sisa makanan di sekitar gigi," kata Dr. Chern.

"Pengangkatan plak yang kurang efektif dapat menyebabkan bakteri berlebih di mulut, yang menyebabkan bau mulut," jelasnya.

Masalah lain yang dapat terjadi adalah menumpuknya bakteri di mulut yang menyebabkan infeksi ulang dan peningkatan radang gusi.

"Saya juga merekomendasikan untuk mengganti sikat gigi bila seseorang sering terkena penyakit seperti flu, ataupun infeksi bakteri," katanya, seperti dikutip Well and Good.

Untungnya, ada banyak cara mudah untuk memastikan Anda mengganti sikat gigi secara teratur.

“Satu saran adalah membeli beberapa sikat gigi sekaligus,” kata ortodontis Ana Castilla, DDS. Dengan begitu, ketika tiba saatnya mengganti sikat gigi, Anda sudah memiliki simpanan di rumah. Anda juga dapat mempertimbangkan sikat gigi elektrik agar hanya mengganti kepala sikat gigi baru setiap tiga bulan.

 

 

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Pengecualian aturan

Ilustrasi Sikat Gigi
Ilustrasi sikat gigi. (dok. Foto Superkitina/Unsplash)

Pengecualian aturan di atas tidak berlaku jika Anda memiliki tambalan gigi atau plak gigi. Menurut Dr.Cram, keduanya akan membuat sikat gigi lebih cepat rusak.

Pengecualian lainnya yaitu jika Anda terinfeksi penyakit menular. Jika Anda tidak menggantinya setelah Anda sembuh, Anda akan terinfeksi kembali, ujar Janna Burnett, DDS, asisten klinis profesor kedokteran gigi komprehensif di Texas A&M College of Dentistry di Dallas.

Anda juga harus mempertimbangkan untuk mengganti sikat gigi yang telah jatuh ke permukaan yang kotor, tambah Dr. Burnett.

Kemungkinan Kerusakan Gigi

Bakteri dan sisa makanan dapat membentuk plak pada gigi. Plak ini kemudian membuat makanan yang dikonsumsi menghasilkan asam yang dapat mengikis lapisan enamel luar gigi dan menyebabkan gigi berlubang atau kehilangan gigi.

Fluoride dalam pasta gigi bersama dengan air bekerja dengan kalsium dan fosfat dalam liur untuk memperbaiki enamel, jelas National Institute of Dental and Craniofacial Research. Tetapi mekanisme alami ini akan kalah jika Anda terus mengonsumsi makanan manis dan bertepung, tidak menggosok gigi, dan tidak mengganti sikat gigi secara rutin.

Sikat Gigi yang Direkomendasikan

Kebanyakan ahli, termasuk ADA, merekomendasikan sikat gigi dengan bulu lembut. "Sikat gigi yang keras yaitu yang memiliki bulu yang kasar dan kaku, tidak lentur, dan tidak melekuk, serta tidak membersihkan hingga sela-sela gusi" ujar Dr.Cram. "Bulu yang lembut bekerja lebih baik untuk masuk ke celah gigi."

Dr.Cram juga menrankan untuk memilih bulu sikat gigi yang lebat. "Lebih baik memiliki banyak bulu, maka saat Anda membuat gerakan memutar dengan sikat, Anda sebenarnya membuat bulu kecil mengenai bawah gusi," saran Dr.Cram.

Ukuran kepala juga penting. "Saya mendapatkan orang-orang yang memiliki mulut sangat kecil tetapi menggunakan sikat gigi berukuran besar," kata Dr.Cram. Ia juga menemukan beberapa oran dewasa menggunakan sikat gigi anak-anak.

Teknik Menyikat Gigi

ADA merekomendasikan untuk menjaga sudut 45 derajat ke gusi, kemudian menggerakkan bolak-balik singkat. Pastikan Anda menyikat seluruh permukaan gigi luar, dalam dan atas-bawah.

Karena gerakan memutar bisa menyulitkan saat menyikat gigi seri depan, ADA menyarankan melakukan gerakan naik-turun dengan sikat gigi miring vertikal. Namun pastikan garis gusi juga turut kena.

Pasta gigi juga harus mengandung fluorida untuk melindungi dari gigi berlubang. Biasakan menyikat gigi selama 2 menit minimal 2 kali sehari, dan memeriksakan gigi ke dokter secara rutin.

Cara Merawat Bulu Sikat Gigi

Seberapa cepat Anda mengganti sikat gigi yang baru, Anda harus membilasnya dengan air mengalir setelah digunakan, saran ADA. Tidak perlu mendeisinfeksinya, hal ini belum terbukti efektif, menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention).

Setelah digunakan, posisikan berdiri dan letakkan jauh dari sikat gigi lainnya di tempat terbuka. Menutupinya atau memasukkannya ke dalam wadah sebenarnya mendorong pertumbuhan bakteri.

ADA juga melarang menggunakan sikat gigi bergantian dengan orang lain karena Anda bisa terkena kuman dari orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya