Selain APD Tangani Corona COVID-19, Ada Prosedur Lain yang Perlu Diperhatikan Dokter

Tak hanya Alat Pelindung Diri (APD) menangani Corona COVID-19, ada prosedur lain yang perlu diperhatikan dokter.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 20 Mar 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2020, 14:00 WIB
Negatif Corona, Satu WNA Dipulangkan dari RSPI Sulianti Saroso
Petugas menyiapkan mobil ambulans untuk membawa pasien terduga virus corona di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Satu WNA terindikasi virus corona diizinkan pulang setelah hasil pemeriksaan, WNA itu negatif corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Selain menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) demi menangani pasien suspek maupun positif Corona COVID-19, ada prosedur lain yang perlu diperhatikan dokter. Prosedur universal precaution (kewaspadaan universal) perlu diterapkan.

"Dokter juga perlu menerapkan Universal Precaution setiap melakukan pemeriksaan terhadap pasien, terutama pada pasien dengan keluhan gangguan pernapasan atau pasien yang dicurigai terinfeksi Corona COVID-19," ungkap Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan COVID-19 IDI Zubairi Djoerban melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (19/3/2020). 

Kewaspadaan universal adalah tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi. Ini karena penularan penyakit, baik berasal dari pasien maupun dari tenaga kesehatan dapat berasal dari darah dan cairan tubuh. 

Oleh karena itu, menjaga sterilisasi alat kesehatan dan cuci tangan, jarum dan alat tajam sangat diperlukan. Penerapan kewaspadaan diharapkan menurunkan risiko penularan patogen, termasuk virus Corona COVID-19.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Bangun Kerjasama

Negatif Corona, Satu WNA Dipulangkan dari RSPI Sulianti Saroso
Petugas menyiapkan mobil ambulans untuk membawa pasien terduga virus corona di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Satu WNA terindikasi virus corona diizinkan pulang setelah hasil pemeriksaan, WNA itu negatif corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Zubairi juga menekankan, dokter dan tenaga medis harus menjaga kebersihan dan kesehatan diri. Boleh juga melakukan pengaturan pembatasan jumlah jam praktik dan lama masa kontak dengan pasien.

"Yang pasti harus terus membangun kerjasama yang kuat dan intensif antar-rekan sejawat ditempat kerja agar deteksi dan tatalaksana pasien ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pemantauan) berjalan maksimal di semua fasyankes," tegasnya.  

Selama menjalankan tugas, dokter tetap berkonsentrasi pada rumah sakit/fasyankes tempatnya bekerja dan menyiapkan diri sebagai relawan jika dibutuhkan dalam mengatasi COVID-19.

Selain itu,ikut berperan aktif dalam upaya memutus rantai penularan COVID-19 dengan memberikan edukasi, sosialisasi, pengarahan, dan contoh tindakan yang baik kepada masyarakat luas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya