Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Pakistan menangkap beberapa dokter usai mereka memprotes kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) di tengah penanganan infeksi virus corona penyebab COVID-19 di negara tersebut.
Pada hari Senin lalu, waktu setempat, lebih dari 100 dokter dan tenaga kesehatan lain melakukan demo terkait kurangnya APD seperti masker dan kacamata pelindung yang mereka gunakan dalam penanganan pasien COVID-19.
Baca Juga
Dikutip dari The Guardian pada Rabu (8/4/2020), sekitar 50 tenaga kesehatan dilaporkan ditahan dalam demonstrasi yang terjadi di Quetta tersebut. Aksi lanjutan pun dilakukan pada hari berikutnya.
Advertisement
"Kami berdemo untuk melindungi dokter dan paramedis kami," kata salah seorang dokter yang ditahan bernama Hanif Luni seperti dikutip dari New York Post.
Dia mengatakan bahwa aksi telah menyebar di beberapa daerah lain di sekitar Quetta yang merupakan Ibu Kota provinsi Balochistan. Namun, Luni memastikan bahwa mereka akan tetap bertugas dalam keadaan darurat.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Militer Nyatakan Pasokan APD Sudah Dikirim
Sementara itu, pihak militer Pakistan berjanji bahwa para dokter yang ditahan dalam waktu singkat usai aksi demo tersebut, akan mendapatkan APD yang mereka butuhkan untuk menangani COVID-19.
"Pasokan darurat peralatan medis termasuk APD sedang dikirim ke Quetta," kata pihak militer seperti dikutip dari Global News.
Namun, beberapa dokter mengaku telah mengalami perlakukan kasar dan pemukulan dari pihak kepolisian saat mereka dibawa ke pihak berwenang. Para dokter juga menolak memberi tahu nama mereka karena takut akan aksi lanjutan.
Advertisement
Pemprov Sebut Tak Kekurangan APD
Pemerintah Provinsi Balochistan menyatakan bahwa para dokter yang bekerja menangani pasien virus corona telah diberikan APD yang layak. Mereka juga menyatakan bahwa para dokter yang melakukan protes tersebut tidak berurusan dengan pasien terinfeksi.
Saqib Mumtaz, Juru Bicara Otoritas Manajemen Bencana Pakistan mengatakan bahwa Balochistan telah mendapatkan APD dalam jumlah yang lebih dari cukup.
"Kita tidak kekurangan peralatan," kata Mumtaz.
"Prioritas pertama kami adalah melayani para dokter dan staf garis depan," ujarnya. Dia menambahkan, dokter yang tidak bertugas dalam penanganan virus corona pun juga telah mendapatkan perlengkapan yang mereka butuhkan.