Liputan6.com, Jakarta Departemen Fisika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia, tepatnya Kelompok Bidang Ilmu (KBI) Fisika Medis & Biofisika dan KBI Instrumentasi Fisika mengembangkan alat bantu prediksi kasus pneumonia akibat COVID-19. DSS-CovIDNet, alat bantu tersebut menggunakan program berbasis artificial intelligence deep learning.
Baca Juga
Koordinator Tim AIRA Lukmanda Evan Lubis, S.Si, mengatakan melalui keterangan tertulis yang dikutip Antara, Jumat (15/5), DSS-CovIDNet diharapkan mampu berkontribusi menambah keyakinan diagnosis. Selain itu, alat ini juga diharapkan bisa mengurangi beban dokter spesialis radiologi dengan tingginya workload terkait diagnosis dan pemantauan kasus COVID-19.
Advertisement
Lukmanda menerangkan, DSS-CovIDNet dirancang oleh tim mahasiswa S2 serta alumni Departemen Fisika FMIPA UI yang tergabung dalam tim riset artificial intelligence for radiological applications (AIRA) di bawah arahan Prof Dr Djarwani S. Soejoko, FIOMP, dan Prawito, Ph.D.
Akurasi 98,44 Persen
DSS-CovIDNet menggunakan konsep convolutional neural network (CNN) untuk mengklasifikasi citra rontgen dada ke dalam tiga kelompok: pneumonia COVID-19, pneumonia Non-COVID-19, dan paru normal. Akurasi alat ini mencapai 98,44 persen.
Menurut Wakil Rektor UI Bidang Riset dan Inovasi Prof Dr.rer.nat. Abdul Haris, tingkat akurasi yang tinggi dari alat ini membuatnya unggul.
UI membuka akses data dengan tujuan memudahkan para peneliti untuk turut menyempurnakan program.
"Penelitian berkenaan dengan deteksi pneumonia ini tidak hanya dilakukan oleh satu kelompok penelitian saja, melainkan ada tig atim peneliti interdisipliner lainnya di UI untuk mendeteksi pneumonia COVID-19 menggunakan artificial intelligent berdasarkan data radiologis," ujarnya.
Advertisement