Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Studi: Pasien Sembuh dari COVID-19 Disarankan Stop Berhubungan Seks 30 Hari

Aktivitas seperti berciuman hingga intercourse dilarang dilakukan selama 30 hari seusai pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 20 Mei 2020, 08:36 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 20:00 WIB
Pertanyaan seks (iStock)
Ilustrasi pertanyaan seks (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Para ahli memperingatkan orang-orang mengenai berhubungan intim terkait pandemi COVID-19. Aktivitas seperti berciuman hingga intercourse dilarang dilakukan selama 30 hari seusai pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19.

Saran tersebut muncul setelah sebuah studi di China menemukan bahwa tak hanya liur, semen atau air mani juga bisa mengandung virus tersebut.

Ahli medis senior Veerawat Manosutthi yang bertugas di Thai Disease Control Department menyarankan agar pasien yang pulih dari COVID-19 untuk tidak berhubungan seks setidaknya selama 30 hari.

Studi tersebut dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA). Studi mengambil sampel air mani dair 38 pasien COVID-19 pria di provinsi Henan yang berbatasan dengan Wuhan.

Para peneliti kemudian mempelajari sampel tersebut pada 26 Januari. Kemudian, pada 16 Februari, mereka menemukan sekitar 16 persen pria yang disurvei ditemukan jejak COVID-19 pada air mani mereka.

 

Belum Jelas Apakah Menular Melalui Hubungan Seks

Meski ditemukan jejak virus Corona COVID-19 pada beberapa sampel, para peneliti masih belum yakin apakah penyakit tersebut bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Namun, tetap lebih aman jika orang-orang tetap mewaspadai hal itu. Ini karena penyakit lain yang tidak menular secara seksual seperti Zika dan Ebola juga terbukti bisa menyebar lewat hubungan seks.

Melansir laman New York Post, para ilmuwan menulis: "Keberadaan virus di air mani mungkin lebih umum daripada pemahaman selama ini, dan sebaiknya virus yang tidak ditularkan secara seksual juga dianggap benar-benar tidak ada dalam sekresi genital."

Pada prinsipnya virus corona baru menyebar melalui percikan liur, namun belum jelas apakah virus itu kemudian berkembang dalam testis pria. Studi yang dimuat oleh JAMA menduga bahwa virus COVID-19 ditemukan dalam semen karena pembatas antara aliran darah dan testis tempat semen diproduksi tidaklah sempurna. Karenanya virus menemukan jalan menuju semen.

Manosutthi pun menyarankan agar pasien pria yang telah pulih dari COVID-19 dan tak berhubungan seks selama 30 hari untuk menggunakan kondom jika ingin aktif kembali secara seksual.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya