WHO: Pandemi COVID-19 Ganggu Layanan Kesehatan Bagi Pasien PTM

Dalam surveinya, WHO menemukan bahwa pandemi COVID-19 membuat layanan kesehatan bagi pasien penyakit tidak menular (PTM) mengalami gangguan.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Jun 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2020, 20:00 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengatakan pandemi COVID-19 membuat terganggunya pelayanan kesehatan bagi mereka yang memiliki masalah penyakit tidak menular (PTM).

Temuan tersebut dinyatakan usai dilakukannya survei yang dilakukan di 155 negara selama tiga pekan di bulan Mei. WHO mengatakan meski dampaknya bersifat global, namun negara-negara berpenghasilan rendah menjadi yang paling terpengaruh.

"Banyak orang yang membutuhkan pengobatan untuk penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes yang belum menerima layanan kesehatan dan obat-obatan yang mereka butuhkan sejak pandemi COVID-19 dimulai," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Sangat penting bagi negara-negara untuk menemukan cara-cara inovatif demi memastikan layanan yang penting untuk PTM terus berlanjut, bahkan saat mereka memerangi COVID-19," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers di laman WHO pada Selasa (3/6/2020).

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Alasan Gangguan Layanan

Ilustrasi Pasien Kanker, Kanker, Pasien (iStockphoto)
Tak Jarang Napsu Makan Pasien Kanker Justru Menurun Akibat Pengobatan (Ilustrasi/iStockphoto)

Dalam surveinya, WHO mengatakan 53 persen negara yang disurvei mengalami sebagian atau seluruh pelayanan pengobatan hipertensi. Sekitar a49 persen mengalami gangguan pada layanan pengobatan diabetes dan komplikasi terkait diabetes.

Selain itu, 42 persen negara terganggu di pelayanan kesehatan berupa perawaatan kanker dan 31 persen mengalami gangguan pada layanan keadaan darurat kardiovaskular. Di dua per tiga negara (63 persen), layanan rehabilitas juga terganggu.

Ada beberapa alasan terganggunya pelayanan-pelayanan tersebut. 94 persen negara menyatakan bahwa staf kesehatan yang bergerak di layanan PTM dipindahkan sebagian atau seluruhnya untuk menangani COVID-19.

Selain itu, beberapa negara juga melakukan rekomendasi WHO untuk meminimalkan perawatan yang tidak mendesak saat menangani pandemi.

Namun, alasan paling umum adalah pembatalan perawatan yang direncanakan, penurunan ketersediaan transportasi umum serta kurangnya sumber daya manusia. Alasan lain adalah kurangnya obat-obatan, diagnostik, serta teknologi lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya