Liputan6.com, Los Angeles - Walikota Los Angeles Eric Garcetti mengumumkan peluncuran sistem ancaman kode warna baru untuk pandemi COVID-19. Sistem ini mencakup tingkat ancaman hijau, kuning, oranye dan merah.
Warna hijau menunjukkan COVID-19 di suatu wilayah berada pada risiko infeksi rendah, sementara warna merah artinya berisiko tinggi dan memperingatkan orang untuk tetap di rumah setiap saat.
Baca Juga
"Informasi dan data tentang tingkat ancaman COVID-19 membantu kita semua untuk menyesuaikan perilaku dan membimbing kita menuju hari-hari yang lebih baik," kata Garcetti pada Rabu (1/7/2020) mengutip New York Post.
Advertisement
Indikator saat ini cenderung oranye yang berarti risiko infeksi tinggi dengan anjuran bahwa penduduk hanya boleh meninggalkan rumah mereka untuk kegiatan penting.
"Anda harus menganggap semua orang di sekitar Anda adalah penular," kata Garcetti.
Tingkat ancaman dipengaruhi oleh indikator seperti banyaknya kasus positif, kapasitas rumah sakit, dan kematian.
Simak Video Berikut Ini:
Kasus Kembali Melonjak
Proyek ini datang ketika kota dan negara bagian California bergulat dengan jumlah kasus COVID-19 yang melonjak, sebuah tren yang memaksa Gubernur Gavin Newsom untuk secara dramatis mengurangi pembukaan kembali negaranya.
Newsom pada Minggu memerintahkan semua bar di LA dan enam daerah lainnya untuk tutup guna menekan angka kasus.
Gubernur menindaklanjuti kebijakan ini pada Rabu dengan perintah yang lebih luas untuk menutup bar, museum, bioskop, dan makan di dalam ruangan di sebagian besar negara bagian selama tiga minggu.
"COVID-19 masih beredar di California, dan di beberapa negara bagian semakin kuat," kata Newsom dalam sebuah pernyataan.
Selama periode dua minggu dari 15 hingga 29 Juni, kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di negara itu meningkat hampir 45 persen menjadi hampir 250.000 kasus. Rawat inap selama periode itu meningkat 52 persen menjadi 5.077.
California adalah negara bagian di antara banyak negara lainnya termasuk Florida, Texas, dan Arizona yang mengalami lonjakan kasus dengan tingkat mengkhawatirkan. AS secara keseluruhan memecahkan rekornya untuk kasus harian tertinggi beberapa kali selama minggu terakhir di bulan Juni.
AS sejauh ini memiliki kasus virus COVID-19 paling tinggi di dunia yaitu mencapai 2,68 juta infeksi pada Rabu malam, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Advertisement