Sengaja Selingkuh atau Tidak, 4 Faktor Seseorang Jadi Pelakor atau Pebinor

Menurut Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Jovita Maria Ferliana, M.Psi faktor penyebab seseorang menjadi pelakor atau pebinor dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor sengaja dan faktor tidak disengaja.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Jul 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Selingkuh, Pelakor (iStockphoto)
Ilustrasi Selingkuh, Pelakor (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Istilah pelakor atau perebut laki orang mulai dikenal dan digunakan untuk seorang perempuan yang menjalin hubungan spesial dengan laki-laki yang sudah beristri. Begitu pula, istilah pebinor atau perebut bini orang digunakan untuk laki-laki yang melakukan hubungan dengan wanita bersuami.

Menurut Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Jovita Maria Ferliana, M.Psi faktor penyebab seseorang selingkuh, menjadi pelakor atau pebinor dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor sengaja dan faktor tidak disengaja.

“Yang tidak disengaja dapat berawal dari cinta yang tumbuh karena sering bertemu. Dia merasa ada kecocokan, enak diajak ngobrol, ada keterikatan secara emosi, dan akhirnya dia nekat walaupun tahu orang tersebut sudah berkeluarga tapi tetap saja dia ingin memiliki,” ujar Jovita melalui sambungan telepon, Rabu (15/7/2020).

Simak Video Berikut Ini:

Faktor Finansial

Seorang yang menjadi pelakor atau pebinor karena disengaja biasanya memiliki tujuan tertentu. Faktor pertama adalah finansial.

“Jadi ada yang memang motivasinya adalah finansial. Dia akan mencari orang yang punya kedudukan sosial dan kemampuan finansial yang lebih tinggi supaya dia bisa mendapatkan keuntungan dari itu dan memenuhi kebutuhannya.”

 

Trauma Masa Lalu

Faktor sengaja lainnya adalah trauma masa lalu, katanya. Misal, dari kasus-kasus yang ada, biasanya disebabkan oleh tidak hadirnya salah satu figur orang tua di dalam keluarga.

“Misal ayahnya menceraikan ibunya saat dia kecil, akhirnya dia terabaikan sehingga ada perasaan tidak dicintai di masa kecil. Seseorang yang kekurangan, pasti akan mencari sesuatu selama hidupnya. Contohnya kita haus, kita akan cari minum sampai dapat hingga kita merasa lega.”

Sama halnya jika seseorang kekurangan perhatian dan kasih sayang, dia akan mencari itu sepanjang hidupnya. Akhirnya dia akan mencari perhatian dan kasih sayang dari orang lain yang menurutnya memungkinkan untuk didapatkan.

“Akhirnya dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan perhatian tersebut. Walaupun ternyata dia dapatnya laki-laki yang sudah beristri. Dia enggak mau tahu kalau laki-laki itu akan berantem dengan istrinya atau istrinya akan terluka hingga keluarganya berantakan. Yang penting kebutuhan dia untuk mendapat perhatian terpenuhi.”

Jiwa Narsisistik

Faktor lainnya adalah kepribadian yang narsisistik/narsisisme. Orang-orang dengan kepribadian ini sangat terlihat dari cara mereka menggunakan media sosial.

Mereka cenderung memamerkan organ-organ vital mereka untuk menggoda orang lain.

“Orang seperti itu jika ingin mendapatkan sesuatu akan agresif sekali dan dia enggak mau tahu apa konsekuensi dari perilaku dia.”

“Dia akan merasa bangga jika dapat menaklukkan hati orang terutama yang sudah berumah tangga karena tantangannya berlipat ganda, beda halnya dengan orang yang lajang.”

Ikut-ikutan

“Faktor keempat bisa juga dia ikut-ikutan. Jadi dia sebenarnya tidak seperti itu tapi karena salah pergaulan dan lingkungan pertemanannya pun mengajarkan untuk jadi pelakor akhirnya dia terbawa arus," jelas Jovita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya