Tim Riset: Kecil Kemungkinan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac Gagal

Kecil peluang uji klinis tahap ketiga kandidat vaksin COVID-19 Sinovac ini gagal dalam kinerjanya di dalam tubuh relawan

oleh Arie Nugraha diperbarui 12 Agu 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 13:00 WIB
Vaksin corona
Vaksin corona sudah tiba di Indonesia dan akan diuji klinis oleh Bio Farma./ cottonbro from Pexels

Liputan6.com, Bandung Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Bandung, Jawa Barat menyebutkan bahwa kecil peluang uji klinis tahap ketiga ini gagal dalam kinerjanya di dalam tubuh relawan. Alasannya, vaksin Sinovac asal China tersebut telah sukses di uji klnis tahap pertama dan kedua.

Menurut Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Eddy Fadlyana, dalam tahap ketiga dapat terlihat gambarannya soal efektifitas vaksin tersebut. Eddy mengklaim dengan adanya beberapa tahap uji coba itu maka vaksin yang diberikan dianggap aman.

“Makanya kan kalau tahap tiga itu sudah lewat uji aman dan untuk menimbulkan kekebalan. Baru di tahap tiga itu, untuk membandingkan sebenarnya kelompok yang dapat vaksin sama placebo berapa angka kejadian sakitnya,” ujar Eddy dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Rabu, 12 Agustus 2020. 

Eddy mengatakan keyakinan kelompoknya soal efektivitas vaksin COVID-19, yaitu telah memenuhi standardisasi dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

 

Vaksin Covid-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma untuk memastikan kesiapan uji klinis fase 3 calon vaksin Covid-19 hasil kolaborasi bersama Sinovac di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Dok BUMN

Eddy menuturkan dari 120 orang relawan yang telah divaksinasi pada Selasa (11/08/2020), tidak menunjukan gejala sakit usai 30 menit diberikan vaksin di enam lokasi berbeda. Meski begitu pemantauan kesehatan terhadap seluruh relawan uji coba klinis vaksin COVID-19 tetap dipantau oleh tim. Pemantauan itu dilakukan sebulan sekali melalui telepon.

“Pemantauannya itu dilakukan selama enam bulan ke depan, untuk memantau kondisi kesehatannya. Jika ada yang sakit, sakitnya apa, dirawat dimana kan gitu ya, hasilnya gimana dan dia kan dapat asuransi,” sebut Eddy.

Jika terdapat relawan vaksin COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, Eddy menjelaskan petugas dari kelompoknya akan langsung melakukan pengecekan. Untuk memastikan pemicu sakit yang diderita.

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya