Liputan6.com, Bandung Sebanyak 28 Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat terkonfirmasi positif terpapar COVID-19. Hal itu diketahui usai 4.500 ASN dari Disdik Jawa Barat dan pejabat fungsional dari Disdik daerah menjalani rapid test dan swab test (tes usap) pada Selasa, 11 Agustus 2020 lalu.
Menurut Sekretaris Gugus Tugas COVID-19 Jawa Barat Daud Ahmad, otoritasnya telah melakukan pelacakan terhadap orang yang memiliki kontak erat dengan ASN yang terpapar positif COVID-19. Hasilnya terdapat 50 orang yang diketahui memiliki kontak erat.
Baca Juga
“Dan 20 di swab, itu pake PCR portable jadi hasilnya segera diketahui. Dan, dari 20 orang hasil tracing itu hasilnya negatif. Dan, Disdik tidak lockdown. Saya sempat berkomunikasi dengan Pak Kadisdik, Disdik tidak lockdown masih tetap buka,” ujar Daud dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Rabu, 19 Agustus 2020.
Advertisement
Kantor Disdik Jawa Barat tetap beroperasi, karena seluruh ASN yang terpapar COVID-19 langsung melakukan isolasi mandiri hampir sepekan terakhir ini. Daud menuturkan tes COVID-19 yang kedua menunjukan beberapa ASN yang terpapar COVID-19 ini hasilnya negatif karena daya tahan tubuhnya tinggi.
Untuk mengantisipasi paparan COVID-19 di perkantoran sudah dibentuk satuan tugas di setiap kantor dinas termasuk di Kantor Gubernur Jawa Barat. Daud mengungkapkan kemungkinan besar paparan virus SARS-CoV-2 itu berasal dari luar perkantoran.
“Tapi karena pergerakan karyawan dan pergerakan tamu. Kalau sudah keluar kantor, ya kita kan susah memonitor yang bersangkutan. Mungkin saja mereka ke rumah, di lingkungannya mungkin ada yang positif kemudian terpapar jadi OTG (orang tanpa gejala), masuk ke kantor dan bisa menularkan ke yang lain,” kata Daud.
Daud menyebutkan ciri OTG memiliki suhu tubuh di bawah 37 derajat Celsius. Kemudian tidak ada gejala - gejala batuk, pilek dan sebagainya, ini menjadi contoh bahwa virus ini harus tetap diwaspadai.
Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan
Cara paling sederhana agar terhindar dari paparan COVID-19 ucap Daud, yaitu tetap pakai masker, menjaga jarak, sering mencuci tangan.
“Dan harus mengurangi hal-hal yang biasa dilakukan seperti ngopi-ngopi di kafe kemudian lupa buka masker, ngobrol karena sudah merasa dekat dengan orang. Tapi kita tidak tahu orang yang selama ini sering berkomunikasi dengan kita adalah OTG,” sebut Daud.
Gugus Tugas COVID-19 Jawa Barat mencatat jumlah kasus terakhir mencapai 8.685 orang positif terpapar. Jumlah itu termasuk adanya tambahan 45 orang.
Advertisement