Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjaga kesehatan kulit di masa pandemi COVID-19 diperlukan perawatan rutin. Namun, sebelum melakukan itu, dr Rizky Lendl Prayogo SpDV mengimbau ada baiknya mengetahui terlebih dahulu sifat dan tipe kulit.
”Kulit yang sehat, salah satunya dilihat dari kelembaban kulit. Terdapat berbagai macam klasifikasi kulit, salah satu di antaranya adalah menurut Baumann yang membagi sifat-sifat kulit menjadi: oily vs. dry, resistant vs. sensitive, pigmented vs. nonpigmented, tight vs. wrinkle-prone skin,” ujar Rizky dalam Webminar Bamed pada Rabu, 26 Agustus 2020.
Advertisement
Baca Juga
Tipe kulit yang dianggap paling sehat adalah ORNT (oily, resistant, nonpigmented, tight).
Oily yang dimaksud adalah kemampuan kulit untuk dapat memproduksi sebum dalam jumlah cukup sehingga mampu mencegah kehilangan cairan berlebih dan menjaga kelembabannya.
Resistant memiliki arti bahwa kulit tidak mudah mengalami peradangan berlebih yang ditandai dengan gejala berupa jerawat, kemerahan, rasa gatal atau terbakar, dan biduran. Kulit yang resistant juga memiliki sawar yang baik sehingga berfungsi sebagai proteksi terhadap zat-zat yang bersifat alergenik dan iritan.
Nonpigmented mencakup bahwa kulit yang sehat bebas dari pigmentasi abnormal. Misal, warna kulit yang tidak rata, melasma, freckles, atau flek lainnya.
Terakhir, tight berarti bahwa kulit yang sehat bersifat kencang, elastis, dan bebas kerut layaknya kulit usia muda.
Simak Video Berikut Ini:
Menjaga Kesehatan Kulit
Ada beberapa cara sederhana untuk menjaga kesehatan dan keremajaan kulit. Cara-cara tersebut dapat meliputi gaya hidup sehat hingga pemakaian krim.
“Mengingat tanda kulit yang sehat adalah kulit yang kencang, tidak kendur, dan bebas kerut, maka perlu dilakukan berbagai intervensi untuk meremajakan kulit. Peremajaan kulit di masa pandemi dapat dilakukan dengan cara yang mudah, di antaranya adalah dengan menjaga gaya hidup sehat: konsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, memakai tabir surya, serta menghindari konsumsi rokok dan alkohol.”
Cara mudah lainnya adalah dengan pemakaian krim yang dianggap dapat menjaga keremajaan kulit antara lain mengandung retinoid, asam alfa hidroksi, dan vitamin C. Bila diperlukan, dapat dilakukan beberapa prosedur medis seperti chemical peeling, terapi laser, microneedling dengan/tanpa platelet-rich plasma (PRP), serta injeksi toksin botulinum dan filler.
Menurut Rizky, semua prosedur tersebut sebenarnya tetap dapat dilakukan di masa pandemi asalkan dokter dan pasien memakai alat pelindung diri yang sesuai dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Sirkulasi udara yang baik dan disinfeksi ruangan juga penting untuk diperhatikan.
Advertisement