Liputan6.com, Texas - Risiko terkena sindrom peradangan multisistem pada anak atau multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) menghantui pasien anak-anak setelah sembuh dari COVID-19.
Ahli Neonatalogi dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio, Dr Alvaro Moreira, mengatakan, MIS-C dapat muncul pada anak-anak sekali pun mereka terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang tergolong sangat ringan.
Alvaro, mengatakan, kasus ringan bukan jaminan bahwa sindrom MIS-C yang akan terjadi pun sama ringannya. Bahkan, tidak jarang bisa juga berakibat fatal.
Advertisement
"Anak-anak tidak menunjukkan gejala klasik dari COVID-19Â untuk mengembangkan MIS-C yang menakutkan," kata Alvaro dikutip dari situs Sciencealert pada Selasa, 8 September 2020.
Baca Juga
Anak-anak, lanjut dia, mungkin tidak memiliki gejala sama sekali sehingga orangtua tidak tahu bahwa anak mereka sedang mengidap MIS-C yang mengakibatkan terjadi peradangan akut di dalam tubuh beberapa minggu kemudian.
Â
Simak Video Berikut Ini
Fakta-Fakta Seputar Sindrom MIS-C pada Pasien COVID-19 Anak
Dalam tinjauan komprehensif yang dilakukan Alvaro beserta tim selama tujuh bulan terakhir, dengan melibatkan 662 anak dengan sindrom MIS-C ditemukan sejumlah fakta :
1. MIS-C ditandai dengan peradangan parah di beberapa bagian tubuh termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, dan mata.
2. Gejala sindrom peradangan multisistem pada anak menyerupai penyakit Kawasaki dan Toxic Shock Syndrome, tetapi MIS-C berdampak sangat buruk.
"Ini bisa mematikan karena memengaruhi banyak sistem organ," kata Alvaro.
"Apakah itu jantung dan paru-paru, sistem gastrointestinal atua sistem neurologis, karena sindrom MIS-C ini memiliki begitu banyak wajah yang berbeda sehingga pada awal kemunculan menyulitkan dokter untuk memamahminya," katanya.
Â
Advertisement
Gambaran Akan Sindrom MIS-C Semakin Jelas
Namun, sekarang gambaran akan multisystem inflammatory syndrome in children atau sindrom MIS-C sudah semakin jelas. Meskipun, kata Alvaro, masih banyak yang belum dapat mereka pahami tentang sindrom MIS-C tersebut, termasuk prospek pemulihan jangka panjangnya.
Dari 662 kasus sindrom MIS-C di seluruh dunia, 71 persen anak dirawat di perawatan intensif dan rata-rata lama perawatan di rumah sakit selama delapan hari.
Pada setiap kasus, kata Alvaro, pasien menunjukkan demam dan sebagian besar juga mengalami yeri perut atau diare (73,7 persen kasus) dan muntah (68,3 persen).
"Konjungtivitis dan ruam juga sering terjadi," katanya.