Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir banyak beredar video berisi antrean ambulans yang akan masuk ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran.
Seperti pada Selasa malam, 15 September 2020, beredar video berdurasi tujuh detik yang memerlihatkan antrean ambulans di bekas gedung tempat tinggal para atlet saat Asian Games 2018 di Indonesia.
"52 Jalan Rd. H. Keneng Mudatsir Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibu Kota," sebuah keterangan yang tertulis di video tersebut.
Advertisement
Tak lama berselang, muncul sebuah video dengan penampakan yang kurang lebih sama di akun Twitter @dr_koko28 dan menjadi viral.
Sampai dengan Rabu, 16 September 2020, video antrean ambulans di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet yang diunggah @dr_koko28 sudah dilihat lebih dari 180ribu kali.
Â
Simak Video Berikut Ini
Antrean Mobil Ambulans di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet
Terkait antrean ambulans yang membawa pasien COVID-19 di DKI Jakarta dibenarkan Koordinator Dokter Umum di RS Darurat Wisma Atlet, Letda Laut Kesehatan Tommy Antariksa.
Tommy, mengatakan, telah terjadi peningkatan pasien COVID-19 yang datang ke Wisma Atlet.
"Sejak sekitar dua minggu lalu, cuma puncak-puncaknya seminggu terakhir ini," kata Tommy saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Rabu, 16 September 2020.
Menurut Tommy, sejak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta, terjadi peningkatan sampai dua kali lipat per hari.
"Apalagi kita baru buka tower 5. Tower 5 ini untuk pasien yang tanpa gejala, makanya semakin banyak yang datang," katanya.
Â
Advertisement
Pasien yang Datang ke RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Adalah Rujukan Puskesmas
Pasien-pasien yang datang ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 adalah rujukan dari Puskesmas yang melakukan swab test sendiri.
"Akhirnya dibawa ke sini dengan ambulans," katanya.
Dulu memang masih dibolehkan pasien COVID-19 datang sendiri ke Wisma Atlet mengajukan diri untuk isolasi. Namun, sekarang tidak bisa lagi, kata Tommy.
"Kalau dulu masih bisa, sekarang sudah tidak bisa. Jadi harus pakai rujukan karena semakin banyak orang," katanya.