Waspada, Orang Muda Bisa Kena Hipertensi

Tak hanya mereka yang sudah berusia lanjut saja yang harus waspada hipertensi, orang-orang dengan usia muda dan produktif pun juga harus berhati-hati

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Okt 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2020, 06:00 WIB
Faktor Penyebab Hipertensi
Faktor Penyebab Hipertensi (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Bukan hanya orang-orang yang sudah memasuki usia lebih tua saja yang harus waspada terhadap bahaya hipertensi. Mereka yang masih berusia muda pun harus mencegah agar tak terkena penyakit tidak menular ini.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Erwinanto, di dunia saat ini, ada kecenderungan hipertensi mulai bergeser ke orang berusia lebih muda.

"Ternyata di orang muda itu, banyak yang mempunyai tekanan darah normal-tinggi," kata Erwinanto dalam temu media secara virtual pada Selasa pekan ini, ditulis Kamis (15/10/2020).

Berdasarkan Konsensus Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) di 2019, klasifikasi tekanan darah normal-tinggi adalah tekana darah sistolik 130-139 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik 85-89 mmHg.

"Itu luput dari kita semua. Kita semua terfokus pada hipertensi, tetapi kita luput pada orang-orang dengan tekanan darah normal tinggi," kata Erwinanto yang juga tergabung dalam PERHI tersebut.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Pengaruh Pola Hidup

Ilustrasi hipertensi
Ilustrasi hipertensi. (Gambar oleh Thomas H. dari Pixabay)

Erwinanto mengatakan, orang-orang yang memiliki tekanan darah normal tinggi lebih memiliki cikal bakal untuk mengalami hipertensi.

"Pada saat-saat ini, makin ke belakang, di dunia, makin banyak populasi muda kurang dari 40 tahun yang mempunyai tekanan darah normal tinggi. Inilah orang-orang yang akan menjadi hipertensi cukup tinggi pada 5 tahun ke depan."

Namun, Erwinanto menambahkan, pola hidup sebenarnya sangat berpengaruh terhadap munculnya hipertensi pada seseorang. Menurutnya, persentase penyakit tersebut untuk menjadi penyakit keturunan adalah sangat kecil.

"Di luar umur, masih banyak sekali hal-hal yang berpengaruh terhadap hipertensi yang bisa kita modifikasi," ujarnya.

Cegah dengan Perubahan Perilaku

Ilustrasi olahraga, stretching
Ilustrasi olahraga, stretching, peregangan. (Gambar oleh Irina L dari Pixabay)

Senada dengan Erwinanto, Cut Putri Ariane, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa angka penyakit tidak menular seperti hipertensi bisa meningkat di usia yang lebih muda jika tidak ada perubahan perilaku.

Maka dari itu, orang dengan faktor risiko hipertensi harus menjaga dirinya agar tidak masuk ke kelompok orang sakit yang harus mengontrol penyakitnya. Caranya adalah dengan mencegah penyakit itu sendiri.

"Inilah yang sangat kami harapkan bahwa akan lebih mudah untuk mencegah faktor risiko. Namun karena sangat terkait dengan perubahan perilaku, sering sekali orang susah melakukannya."

Adapun faktor risiko yang tidak bisa diubah adalah usia, jenis kelamin, dan genetik. Sementara faktor yang harus diubah untuk mencegah hipertensi adalah pola makan yang terlalu banyak makan gula, garam, dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, merokok, serta berat badan berlebihan.

"Faktor risiko inilah yang bisa dicegah. Kalau biasanya merokok ya setop merokok, kalau mengonsumsi gula, garam, lemak, maka sudah harus membatasi, kalau malas gerak sudah harus beraktivitas fisik," kata Cut Putri.

Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh

Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh
Infografis Deretan Efek Negatif Marah bagi Kesehatan Tubuh. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya