Liputan6.com, Jakarta Hipertensi bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan. Namun, intervensi dengan pola hidup yang sehat dan mengonsumsi obat-obatan yang tepat dapat membantu pasien mengendalikan tekanan darah.
"Sekali Anda hipertensi, seumur hidup Anda akan hipertensi," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Erwinanto dari Perhimpunan Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI).
Baca Juga
"Jadi, hipertensi tidak bisa sembuh yang bisa adalah terkontrol," kata Erwinanto dalam temu media virtual pada Selasa (13/10/2020).
Advertisement
Maka dari itu, apabila orang yang sudah didiagnosis dengan hipertensi mendapatkan pengobatan, maka tekanan darahnya akan turun. Namun Erwinanto mengatakan bahwa ini bukan berarti pasien akan sembuh.
"Itu sebenarnya terkontrol. Ketika dia tidak minum obat lagi, maka tekanan darah akan naik lagi," ujarnya.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Minum Obat Hipertensi
Erwinanto menambahkan, mengonsumsi obat hipertensi tidak akan membuat tekanan darah menjadi nol. Banyak studi yang menyebut bahwa minum obat membantu tekanan darah turun dalam delapan minggu dan stabil kemudian.
"Beberapa orang memang kadang-kadang, walau tidak semua, hanya beberapa orang, bisa mengalami tekanan darah yang sedikit turun lebih rendah lagi, sehingga muncul keluhan. Namun itu tidak semua orang."
Ia menambahkan, obat yang akan diberikan kepada pasien pun disesuaikan dengan tekanan darah pasien dan bukan racun.
Menurut Cut Putri Ariane, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, orang yang sudah terlanjut mengalami penyakit tidak menular seperti hipertensi, bisa mengontrol penyakitnya dengan patuh minum obat sesuai saran dokter.
"Jadi kalau sudah sekali hipertensi, dia tidak bisa ke hijau (sehat) lagi," kata Cut Putri di kesempatan yang sama. "Yang paling bisa dilakukan adalah mengubah faktor risiko."
Advertisement
Faktor Risiko yang Bisa Diubah
Sementara, bagi orang dengan faktor risiko namun belum memiliki penyakit, harus berusaha agar dirinya tidak masuk ke kelompok yang harus mengontrol penyakitnya dengan mencegah agar tak sakit.
"Inilah yang sangat kami harapkan bahwa akan lebih mudah untuk mencegah faktor risiko. Namun karena sangat terkait dengan perubahan perilaku, sering sekali orang susah melakukannya."
Adapun faktor risiko yang tidak bisa diubah adalah usia, jenis kelamin, dan genetik. Sementara faktor yang harus diubah untuk mencegah hipertensi adalah pola makan yang terlalu banyak makan gula, garam, dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, merokok, serta berat badan berlebihan.
"Faktor risiko inilah yang bisa dicegah. Kalau biasanya merokok ya setop merokok, kalau mengonsumsi gula, garam, lemak, maka sudah harus membatasi, kalau malas gerak sudah harus beraktivitas fisik," kata Cut Putri.
Infografis Patuh 3M Saat Donor Darah
Advertisement