Liputan6.com, Jakarta Rutin mengukur tekanan darah menjadi salah satu cara untuk mencegah hipertensi selain menjaga pola hidup sehat. Untuk itu, sudah seharusnya hal ini dilakukan dengan cara yang benar agar hasil yang didapat juga lebih tepat.
Dokter Erwinanto dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) mengatakan, apabila Anda memiliki alat pengukur tensi di rumah, mengukur tekanan darah bisa dilakukan secara mandiri.
Baca Juga
"Kalau Anda tidak punya alatnya, Anda bisa datang ke puskesmas ke dokter praktik, dan sebagainya," kata Erwinanto dalam sebuah temu media pada pekan lalu, ditulis Senin (19/10/2020).
Advertisement
Duduk menjadi posisi yang terbaik apabila Anda ingin mengukur tekanan darah. Erwinanto mengatakan, apabila seseorang tidak bisa duduk, pemeriksaan dengan posisi berbaring boleh saja dilakukan.
"Dan dalam keadaan tertentu, tekanan darah diperiksa juga dalam keadaan berdiri. Ini terutama dilakukan oleh dokter untuk melihat apakah ada potensi ortostatik," ujarnya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Lengan Setinggi Jantung
Dalam posisi duduk saat memeriksakan tekanan darah, Anda harus bersandar. "Jangan dalam keadaan duduk tegak tanpa bersandar, karena itu akan menaikkan tekanan darah."
Selain itu, topanglah lengan di meja sehingga tidak menjuntai. Kaki juga harus dalam keadaan menyentuh lantai, tidak boleh menggantung atau disilangkan.
Ia menambahkan, posisi lengan haruslah setinggi jantung. "Jika belum setinggi jantung, topangan harus ditambah misalnya dengan bantal."
Erwinanto melanjutkan, sebelum memasangkan pengukur tensi di lengan, identifikasi terlebih dulu pembuluh darah yang akan ditekan oleh alat tersebut. "Letakkan batas bawah dari alat pengukur tekanan darah itu 2,5 centimeter atau sekitar satu sampai dua jari di atas lipatan siku."
Lingkarkan alat pengukur di bagian lengan atas. Jangan sampai terlalu kuat atau terlalu longgar.
Advertisement
Lakukan Tiga Kali Pemeriksaan
Sementara, bagi Anda yang menggunakan pengukur tensi digital yang dilingkarkan di pergelangan tangan, posisi tangan juga harus ditopang agar sejajar dengan jantung. "Dan jarak dari alat yang dipergunakan di pergelangan tangan, itu berjarak kira-kira 1 centimeter dari ibu jari," Erwinanto menambahkan.
Saat memompa, pompalah hingga 180 mmHg atau sebelum dipompa, letakkan jari untuk mendeteksi adanya denyut nadi dan kemudian, pompalah pengukur tensi hingga denyut nadi hilang.
Kemudian, turunkan tekanan dengan melepas udara dengan kecepatan sekitar 3 mmHg per detik. "Jadi jangan terlalu cepat, karena kalau terlalu cepat Anda akan kehilangan detak yang harusnya dideteksi oleh alat.
Erwinanto mengatakan, jangan hanya satu kali melakukan pengukuran. Ia menyarankan seseorang untuk memeriksa tekanan darah hingga tiga kali secara berurutan dengan jeda 1 sampai 2 menit.
Untuk mengambil hasil dari tekanan darah setelah tiga kali pemeriksaan, ambillah rata-rata dari dua pemeriksaan terakhir.
"Jadi pemeriksaan kedua dan ketiga dirata-rata, dan itulah tekanan darah kita. Jika Anda merata-rata tekanan darah yang diperiksa pada pengukuran pertama dan kedua, Anda akan mendapatkan tekanan darah yang lebih tinggi."
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19
Advertisement