Cegah Hipertensi Jadi Komplikasi, Penting Cek Tekanan Darah Secara Mandiri

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, menunjukkan penderita tekanan darah tinggi saat ini mencapai 34,1 persen di kelompok usia dewasa

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Sep 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2019, 18:00 WIB
Penyakit yang Bisa Muncul Setelah Lebaran
Ilustrasi mengukur tekanan darah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Hipertensi saat ini menjadi salah satu penyakit 'silent killer' yang tak banyak disadari masyarakat Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, menunjukkan penderita tekanan darah tinggi saat ini mencapai 34,1 persen di kelompok usia dewasa. Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi awal dari komplikasi kesehatan seperti stroke atau gagal ginjal, serta kematian.

Seringkali, seseorang hanya menerima pemeriksaan tekanan darah di klinik saja. Padahal zaman sekarang, penting juga untuk melakukan tes tersebut di luar fasilitas kesehatan, khususnya di rumah.

Yuda Turana, dokter spesialis saraf mengatakan bahwa saat ini kesadaran masyarakat Indonesia soal pemeriksaan tekanan darah masihlah rendah. Hal ini juga berpengaruh pada kurangnya kontrol terhadap tensi, terutama pada mereka yang sudah memiliki kondisi hipertensi.

"Dengan seseorang memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah, ketika pasien memantau tekanan darah dari rumah, mereka memiliki kecenderungan untuk melakukan pengobatan secara teratur. Jadi dia lebih peduli untuk hipertensinya," kata Yuda yang merupakan anggota dewan pembina Indonesia Society of Hypertension (InaSH) tersebut di Jakarta pada Kamis lalu, ditulis Jumat (20/9/2019).


Diagnosis Hipertensi Tak Cuma dari Pemeriksaan Dokter

Dokter Tunggul D. Situmorang (paling kanan) dan Dokter Yuda Turana (kedua dari kanan) dalam temu media di Jakarta pada Kamis (20/9/2019) (Istimewa)
Dokter Tunggul D. Situmorang (paling kanan) dan Dokter Yuda Turana (kedua dari kanan) dalam temu media di Jakarta pada Kamis (20/9/2019) (Istimewa)

Yuda mengungkapkan bahwa tekanan darah bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Karena itu, ketika seseorang melakukan cek di klinik atau fasilitas kesehatan bisa saja berbeda saat dia melakukannya pemeriksaan secara mandiri.

Seringkali, hipertensi yang terjadi di fasilitas kesehatan mungkin saja termasuk dalam hipertensi jas putih atau white coat hypertension. Kondisi ini terjadi saat tekanan darah meningkat saat dirinya melakukan pemeriksaan di lingkungan kesehatan dengan tenaga medis seperti dokter. Namun, belum tentu sehari-hari dia memiliki tekanan darah tinggi.

Di sisi lain, seseorang juga mungkin saja mengalami hipertensi terselubung atau masked hypertension. Di mana tekanan darah meninggi saat di rumah, namun turun ketika diperiksan di fasilitas kesehatan.

Maka dari itu, dokter spesialis penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang mengatakan bahwa berdasarkan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019 yang dilakukan InaSH Februari lalu, diagnosis hipertensi tidak lagi hanya didasarkan atas pengukuran tekanan darah di rumah sakit atau klinik atau office blood pressure.

"Tapi dianjurkan juga untuk melakukan pengukuran tekanan darah di rumah atau disebut 'out of office blood pressure' di mana CERAMAH (Cek Tekanan Darah di Rumah) termasuk dalam kategori ini," ujar Tunggul yang merupakan Ketua Umum InaSH dalam kesempatan yang sama.


Wajib Menjaga Gaya Hidup

Mengukur tekanan darah
Ilustrasi mengukur tekanan darah (iStockphoto)

Adapun, beberapa kelompok yang disarankan untuk rajin cek tekanan darah di rumah adalah lansia, ibu hamil, pasien diabetes, serta mereka yang sudah memiliki kondisi atau riwayat hipertensi di keluarga untuk mencegah kerusakan organ lebih parah seperti stroke atau ginjal.

Yoshiaki Nishiyabu dari PT Omron Healthcare mengatakan bahwa deteksi awal dan pemantauan hipertensi sangatlah penting bagi masyarakat.

"Jika tidak dirawat dan dipantau dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang mengancam nyawa. Masyarakat dari semua kelompok usia perlu disadarkan atas bahaya hipertensi dan cara pencegahannya," ujar Nishiyabu.

Tunggul menambahkan, bagi mereka yang sudah memiliki kondisi hipertensi atau belum, tentunya juga wajib menjaga gaya hidup sehat. Olahraga teratur, nutrisi seimbang, mengurangi asupan garam, gula, dan lemak adalah salah satunya. Tidak lupa juga jaga berat badan dan lingkar pinggang agar tetap ideal.

Selain itu yang harus dilakukan lainnya adalah "berhenti merokok, tidak minum alkohol, dan menghindari stres."

Khusus pasien hipertensi juga wajib melakukan cek tekanan darah secara berkala, disertai dengan kontrol lewat konsumsi obat-obatan yang sudah diberikan oleh dokter secara rutin. Hal itu menjadi suatu kewajiban agar tekanan darah sesuai dengan yang diharapkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya