Pejabat Gedung Putih: AS Sudah Tak Akan Bisa Kendalikan Pandemi COVID-19

Pernyataan dari pejabat Gedung Putih dinilai sebagai tanda menyerahnya pemerintah AS melawan pandemi COVID-19 di negara itu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Okt 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2020, 11:00 WIB
White House atau Gedung Putih
White House atau Gedung Putih. (AP)

Liputan6.com, Washington - Gedung Putih Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka sudah tidak akan bisa 'mengendalikan pandemi' di tengah lonjakan kasus COVID-19 di negara itu, serta beberapa temuan kasus baru di lingkungan pemerintahan.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Staf Gedung Putih AS Mark Meadows pada Minggu waktu setempat, usai terjadi lonjakan kasus COVID-19 baru dalam dua hari terakhir.

Dikutip dari Channel News Asia pada Senin (26/10/2020), AS melaporkan 79.852 kasus baru pada Sabtu, setelah sehari sebelumnya mencatat kasus baru sebanyak 84.244. Selain itu, angka rawat inap meningkat dan mencapai level tertinggi dalam dua bulan, begitu pula angka kematian.

"Kami tidak akan mengendalikan pandemi," kata Meadows dalam wawancaranya dengan CNN. Saat ditanya mengapa pemerintah sudah tidak mau mengendalikan virusnya, Meadows hanya menjawab: "Karena itu adalah virus yang menular seperti flu."

Meadows juga menambahkan bahwa apa yang sedang mereka lakukan saat ini adalah "berusaha untuk menahannya."

"Izinkan saya mengatakan yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa kita memiliki faktor mitigasi yang tepat, apakah itu terapi atau vaksin atau perawatan, untuk memastikan bahwa orang tidak meninggal karena ini," kata Meadows dikutip dari New York Post.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Pemerintah Dinilai Menyerah

Minim APD, Puluhan Perawat Corona di New York Turun ke Jalan
Puluhan perawat yang menangani pasien virus Corona (COVID-19) berdemo di luar sebuah rumah sakit di New York, AS (2/4/2020). Mereka mengeluhkan kurangnya masker, perlengkapan pelindung lainnya, yang dinilai membahayakan nyawa mereka saat menangani para pasien virus Corona. (AP/Bebeto Matthews)

Pernyataan tersebut mendapatkan kritik dari beberapa pihak. Salah satunya calon wakil presiden pasangan Joe Biden, Kamala Harris.

"Mereka mengakui kekalahan dan saya telah mengatakan itu, dan Joe Biden sudah mengatakan itu sejak awal," kata Harris saat ia menjawab pertanyaan di tengah kampanyenya di Michigan.

Harris juga mengkritik Meadows yang menyamakan virus corona penyebab COVID-19 dengan flu. "Itu adalah kegagalan terbesar dari administrasi kepresidenan mana pun dalam sejarah Amerika."

Mantan wapres yang juga lawan Donald Trump dalam Pilpres AS, Joe Biden mengatakan bahwa dia tercengang akan pernyataan pihak Gedung Putih.

"Itu bukanlah salah ucap Meadows. Itu adalah pengakuan yang jujur tentang strategi Presiden Trump sejak awal krisis ini: mengibarkan bendera putih kekalahan dan berharap bahwa dengan mengabaikannya, virus akan hilang begitu saja. Belum dan tidak akan," kata Biden.

Gubernur New York Andrew Cuomo juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyerah. "Meratakan kurva berarti mengendalikan virus," ujarnya.

"Mereka menyerah, itu adalah penyerahan terbesar Amerika. Orang Amerika tidak menyerah. Mereka bahkan tidak melakukan perlawanan. Yang kita pelajari di New York adalah, kita melakukan perlawanan."

Infografis Presiden AS Donald Trump

Infografis Presiden AS Donald Trump
Infografis Presiden AS Donald Trump (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya